ketika para pesohor naik takhta,
banyak kali orang mengagumi mereka bak bunga yg harum di atas cendawan,
namun ketika para pesohor itu terbukti hina di depan mata,
banyak kali orang bersimpun muka,
tidak sedikit yg membela
tapi tidak sedikit juga yg menghina
tapi, lain pesohor lain pula yg awam,
ketika si awam terbukti hina di depan mata,
banyak kali orang mencela, memaki bahkan sesekali bermain fisik
sial memang menjadi awam,
sudah jatuh tertimpa tangga pula
lain halnya dng para pesohor itu,
sudah jatuh banyak orang yg menahan tangga jatuh di atas kepala
sakit tidak terasa
terhina hanya sesekali saja
lain halnya yg awam
sakit selamanya
terbuang hina dina tak dianggap manusia
apalagi mati hanya menjadi beban yg muda []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar