sepertinya kita melupakan kaidah kausalitas (sebab akibat), bahwa sikap "menunggu" tidaklah mendatangkan apa pun selain hampa, nihil atau mustahil. sama halnya dgn datangnya khilafah, sesuai hadits rasulullah ; ...akan datang kekhilafahan, kemudian beliau diam.
utk urusan dunia saja, kita dgn semangat mengejar target yg ingin di capai betapa pun mustahilnya target itu di depan mata, lalu mengapa utk urusan akhirat yg sudah dijamin dan tertulis jelas justru kita menganggap hal itu percuma dan mustahil.
menganggap kembalinya khilafah tanpa di usahakan sama saja berharap mendapatkan uang masuk ke rekening kita tanpa ada kerja. jadi, sangat aneh jika ada kawan2 yg menganggap berjuang mengembalikan khilafah tanpa usaha --walaupun sudah dijamin Allah-- tidak memerlukan usaha atau sama dgn utopis dan arealis.
lantas, siapa yg dapat menjelaskan khilafah itu seperti apa, apakah seperti menunggu embun jatuh di pagi hari? atau berharap ada orang datang memberikan keterangan kepada semua orang? kerja mengembalikan khilafah sungguh memerlukan usaha dan motivasi bahwa kembalinya nushrah itu pun harus di upayakan, harus dijalankan secara manusiawi --bukan secara illahi.
Allah bisa saja membuat seluruh penduduk negeri muslim dunia ini beriman, tetapi manusia juga lupa bahwa keimanan tanpa pondasi (khilafah) tidak akan bertahan lama. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar