jebreeett... saya pun terjatuh setelah jas hujan tertarik kebawah oleh putaran rantai. Alhamdulillah waktu itu saya tidak apa2, hanya luka dan lecet kecil saja.
dua hari sebelum itu, ada kawan2 bertandang ke asrama yg dulu pernah 8 tahun menjadi tempat bernaung saya. kami bercerita tentang bagaimana merawat anak-anak.
apalagi kalau bukan anak kecil (bayi) karena memang saya belum terlalu tua utk punya anak 20 tahun.. hahaha...
dia mengisahkan, kalau harus meninggalkan anak yg baru 4 bulan itu utk bekerja seharian, teman saya itu memang suami istri menjadi abdi negara (PNS).
dan dia mengharapkan suatu saat nanti akan berkumpul kembali dalam satu rumah, karena selama ini anaknya selalu di asuh oleh orang bayaran di depan rumahnya.
oh, saya lupa memberitahu, teman saya itu dipisahkan oleh jarak, maksud saya mereka bekerja berbeda daerah dan si anak tentunya di pegang oleh istri.
kala itu, saya melambung-lambung merombak-rombak jalan nostalgia cerita dulu ketika istri saya di "paksa" menjadi abdi negara (PNS) oleh saudaranya.
waktu itu, saya langsung tidak menyetujuinya, mengapa? ah kalian tau sendiri jawabannya. istri saya pun tidak bisa berbuat apa pun selain mengiyakan kemauan saudaranya.
walau pun dia tahu bahwa perintah suami adalah yg utama di banding saudaranya sendiri. saat itu saya pun galau menghadapi hal semacam itu.
lambungan itu pun kembali ke cerita kawan saya. yap, benarlah memang, keputusan sekarang adalah keputusan yg akan menentukan kita ke depannya.
mau apa kita ke depannya adalah keputusan kita hari ini. dan lagian memang keputusan yg diambil adalah konsekuensi kita menghadapi masalah yg akan diterima nantinya.
sakit rasanya saya bangun dari kecelakan jas hujan yg tertarik rantai motor itu, agaknya memang keputusan saya tidak mengacingkan jas hujan ternyata berbuah kecelakaan seperti yg saya alami pagi tadi.
dua hari sebelum itu, ada kawan2 bertandang ke asrama yg dulu pernah 8 tahun menjadi tempat bernaung saya. kami bercerita tentang bagaimana merawat anak-anak.
apalagi kalau bukan anak kecil (bayi) karena memang saya belum terlalu tua utk punya anak 20 tahun.. hahaha...
dia mengisahkan, kalau harus meninggalkan anak yg baru 4 bulan itu utk bekerja seharian, teman saya itu memang suami istri menjadi abdi negara (PNS).
dan dia mengharapkan suatu saat nanti akan berkumpul kembali dalam satu rumah, karena selama ini anaknya selalu di asuh oleh orang bayaran di depan rumahnya.
oh, saya lupa memberitahu, teman saya itu dipisahkan oleh jarak, maksud saya mereka bekerja berbeda daerah dan si anak tentunya di pegang oleh istri.
kala itu, saya melambung-lambung merombak-rombak jalan nostalgia cerita dulu ketika istri saya di "paksa" menjadi abdi negara (PNS) oleh saudaranya.
waktu itu, saya langsung tidak menyetujuinya, mengapa? ah kalian tau sendiri jawabannya. istri saya pun tidak bisa berbuat apa pun selain mengiyakan kemauan saudaranya.
walau pun dia tahu bahwa perintah suami adalah yg utama di banding saudaranya sendiri. saat itu saya pun galau menghadapi hal semacam itu.
lambungan itu pun kembali ke cerita kawan saya. yap, benarlah memang, keputusan sekarang adalah keputusan yg akan menentukan kita ke depannya.
mau apa kita ke depannya adalah keputusan kita hari ini. dan lagian memang keputusan yg diambil adalah konsekuensi kita menghadapi masalah yg akan diterima nantinya.
sakit rasanya saya bangun dari kecelakan jas hujan yg tertarik rantai motor itu, agaknya memang keputusan saya tidak mengacingkan jas hujan ternyata berbuah kecelakaan seperti yg saya alami pagi tadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar