saya hanyalah manusia biasa, yg banyak dipenuhi oleh salah dan khilaf, oleh karena itu jikalau ada postingan saya yg kurang berkenan di hati saudara pembaca sekalian, mohon dimaafkan lahir bathin, karena kebenaran hanya berasal dari Allah, dan kesalahana sepenuhnya ada diri saya...
Sabtu, 05 Oktober 2013
Senin, 22 Juli 2013
don't judge a book by its cover
buktinya media massa hanya mengepentingkan rating penonton adalah ketika kasus FPI di kendal heboh, media massa ramai memberitakan sampai mengundang narasumber yg sebenarnya bukan dari pihak yg diberitakan tapi kontra dari kasus yg ada, karena apa? karena ada 'public interest' di issue FPI ini utk menaikan rating, seandainya tidak ada 'public interest' maka media massa tidak akan mengangkatnya.
Sama halnya dgn kasus korupsi hambalang dan sejenisnya, media massa heboh setengah mati memberitakannya karena disitulah ladang penghidupannya sebuah media massa -rating. Media massa tidak akan pernah biasa memberitakan yg biasa2 saja, misal: bakti sosial, advokasi, hingga sifat persuasif FPI sebelum melakukan sweeping, karena dianggap tidak terlalu penting bagi media massa -padahal penting utk informasi masyarakat.
don't judge a book by its cover []
Sama halnya dgn kasus korupsi hambalang dan sejenisnya, media massa heboh setengah mati memberitakannya karena disitulah ladang penghidupannya sebuah media massa -rating. Media massa tidak akan pernah biasa memberitakan yg biasa2 saja, misal: bakti sosial, advokasi, hingga sifat persuasif FPI sebelum melakukan sweeping, karena dianggap tidak terlalu penting bagi media massa -padahal penting utk informasi masyarakat.
don't judge a book by its cover []
Sabtu, 13 Juli 2013
Kebenaran tak selamanya masuk akal
Kebenaran
tak selamanya masuk akal. jika kebenaran diukur dengan banyaknya
pengikut, kuatnya tentara dan tenaga, dan banyaknya uang, harusnya
Fir’aun lah yang menang dan Musa kalah. Tapi faktanya, Musa lah yang
berhasil membebaskan Bani Israel dari perbudakan Fir’aun dan Fir’aun
beserta bala tentaranya ditenggelamkan di laut, itu karena kebenaran
absolut hanya berasal dari Allah.
Jika akal yang menjadi
patokan kebenaran, di sinilah kecurangan menjadi sebuah kebenaran, di
sinilah korupsi menjadi kebenaran, karena manusia berfikir kalau saya
tidak curang bagaimana saya bisa menang. Kalau saya hanya mengandalkan
gaji, bagaimana mungkin anak saya bisa sekolah, kalau saya mengandalkan
tunjangan mana mungkin saya bisa membeli kendaraan dan rumah.
Innalillahi wa innailaihi roji’un.
Padahal Allah lah yang bisa
memenangkan hambanya dengan cara terhormat, padahal Allah yang bisa
memenuhi kebutuhan anak dan istri di rumah, Wallahu a’lam bishowab.
Allahlah yang mengetahui kahekat kebenaran. [Ustadz Bachtiar Natsir]
Jumat, 05 Juli 2013
arabic is not islam, islam is not arabic
Pendahuluan
orang-orang mengatakan kalau islam di arab saudi adalah islam representatif yg bisa dijadikan rujukan di sluruh dunia. oleh karena itu ketika ada orang yg mencela syariat islam, mereka akan mengukurnya hanya dari arab saudi. seperti pakaian, hukum yg diterapkan, sosial, ekonomi dan seluruh aspek yg bisa dijadikan bahan ejekan.
tapi, ternyata ketika ditanya apakah anda sudah mengerti syariat islam itu. anehnya mereka enggan membalas dan langsung hilang dari peredaraan. seperti maling teriak maling!
islam diturunkan pada faktanya memang turun di gurun arab yg tandus lagi gersang, islam menyemai manusia2 tangguhnya di mana dunia arab sebagai persinggahannya. Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan Al Buthy memberikan penjelasan yg amat
baik dalam Sirah Nabawi yang ditulisnya.
Langganan:
Postingan (Atom)