Cukup sering saya mendengar kata restorasi, terutama karena kata itu dipakai menjadi salah satu kata dari slogan sebuah ormas, Nasional Demokrat, Restorasi Indonesia. Ormas yang diusung oleh seorang tokoh nasional dan didukung dengan media televisi dan cetak berskala nasional juga.
Kata restorasi di telinga saya masih saja saya pahami dengan rumah makan (restoran) atau gerbong kereta makan. Padahal bisa jadi bukan itu yang dimaksud. Apa sebenarnya arti restorasi itu?
Sudah beberapa lama saya ingin membuka kamus untuk mengetahui artinya, dan baru kali ini benar-benar sempat membuka dan berusaha memahami artinya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, restorasi berarti n. pengembalian atau pemulihan terhadap keadaan semula (tt gedung bersejarah, kedudukan raja, negara); atau berarti pemugaran. Jadi merestorasi itu berarti v. melakukan restorasi; mengembalikan atau memulihkan kpd keadaan semula; memugar; Pemerintah akan merestorasi bangunan bersejarah.
Masih menurut kamus, Restorasi juga berarti n. gerbong kereta api yang dijadikan restoran (rumah makan). Nah arti ini yang sudah melekat di benak ku dan mungkin benak banyak orang yang lain. Jadi kalau restorasi Indonesia berarti memulihkan Indonesia dong….. Setelah menengok sedikit ke website Nasional Demokrat ternyata memang begitu.
Restorasi Indonesia yang diusung Nasional Demokrat ternyata untuk memulihkan Indonesia melalui pemulihan negara, pemulihan kehidupan rakyat, dan pemulihan kebijakan internasional sehingga akan tercapai Masyarakat Indonesia yang Merdeka Seutuhnya (sumber: www.nasionaldemokrat.org).
Sungguh sebuah gerakan dengan tujuan yang mulia. Dan semoga organisasi, gerakan dan tujuan itu akan selalu terjaga seperti itu. Bukan seperti yang sudah-sudah, bila di luar pemerintahan begitu getol membela rakyat, tetapi ketika sudah berkuasa (di dalam pemerintahan) menjadi LUPA DIRI dan tidak berpihak pada rakyat sama sekali. (http://bahasa.kompasiana.com/2011/04/29/restorasi-indonesia-apa-artinya/)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
menurut saya, restorasi tidak ada ubahnya dengan reformasi, jika reformasi di artikan dengan merubah iklim birokrasi dan politik, maka restorasi merupakan saudara kandungnya.
jika ingin belajar dari keruntuhan berlin yg ditandai dengan bersatunya jerman barat dan jerman timur, hal itu seharusnya mendorong perubahan ke arah yg lebih fundamental. nyatanya tidak, perubahan itu hanya merubah person (orang) dan bukannya sistem.
terlebih jika kita ingin meneropong sejarah pengepungan penjara bastile di paris misalkan. tetap saja tidak ada perubahan. biar walau pun kala itu para buruh meneriakkan restorasi perancis, tetap saja orang-orang yg bercokol hanya berganti pada waktu itu saja dan sistem yg berjalan di belakangnya tetaplan yahudisasi alias kapitalisme sekulerisme, komunis tetap menjadi alat pijakan yg bisa di peralat kapan pun juga.
sebagai lawan dari kapitalisme dan komunisme (sosialisme) yg keduanya notabene sekulerisme, adalah islam yg secara fundamental sangat berbeda dari kedua hal sistem itu. baik di tilik dari segi akidahnya, politik, ekonomi, sampai permasalahan hukum dan pemerintahan. islam mengambil peranan seluas-luasnya thdp pengaturan perikehdiupan manusia di dunia.
sejak dari bayi hingga pengurusan jenazah (dan urusan setelahnya itu), dari tidur hingga bangun dari tidur, bahkan tidurnya pun di atur oleh islam. jadi tidak ada jalan lain selain berpijak sepenuhnya thdp islam. AllahuAkbar! []
tambahan (yg dianggap perlu silakan, yg tidak ya sumonggoo...) ::
seorang valentino rossi memang sangat berjaya kala yg dikendarainya honda, terlebih ketika berpindah ke yamaha, tapi alangkah tidak beruntungnya dikala rossi berpindah pabrikan ke ducati. pamor sebagai juara dunia sangat tidak mungkin lagi terkejar olehnya, mengapa? karena antara honda, yamaha dan ducati memang pabrikan yg tidak sama, honda merupakan pabrikan berpengalaman yg sekarang mengantarkan casey stoner meraih podium setiap kali menjajal sirkuit, begitu pula dgn pabrikan yamaha dapat mengantarkan mantan rekan rossi itu (lorenzo) menghadapi rivalnya casey stoner -walau pun harus kelabakan mengejarnya-, sementara ducati walaupun sempat meraih podium pertama, itu pun hanya sementara, tidak tergantung tangan siapa yg memegang stang motornya, tidak tergantung siapa pun yg menunggang joknya, biar seorang valentino rossi pun yg menungganginya tetap saja ducati tidak akan pernah bisa mengejar honda dan yamaha. karena apa? karena faktor tunggangannya (motor).
tak peduli siapa yg duduk di atas singgasana kekuasaannya, tak peduli siapa yg hebat memerintah negaranya, kalau sistem (ideologi) adalah tunggangan demokrasi ala sekulerisme di campur neo liberalisme dengan dukungan kapitalisme, tetap saja SBY tidak berdaya di hadapan si kulit hitam Obama, begitu pula dng carut marut perpolitikan indonesia. proses pemilu, pilkada, dan pilkadal (huehehe...) walau pun sampai nabi (maksum) yg memerintah sebuah negara yg demokratis, tetap saja orang banyak (demo-krasi) yg berbicara, sang nabi tetap saja diam seribu bahasa (regulator yg tidak menjadi eksekutor).
utk itu ganti saja motornya, ganti saja mobilnya, bila motor dan mobil itu sudah tidak bisa memberikan manfaat bagi kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar