saya hanyalah manusia biasa, yg banyak dipenuhi oleh salah dan khilaf, oleh karena itu jikalau ada postingan saya yg kurang berkenan di hati saudara pembaca sekalian, mohon dimaafkan lahir bathin, karena kebenaran hanya berasal dari Allah, dan kesalahana sepenuhnya ada diri saya...

Selasa, 08 September 2009

demokrasi yg tak pernah sadar

Siapa pun yg sadar, pasti merasakan bgmn system demokrasi berjalan di Indonesia. Dari demokrasi terpimpin, demokrasi dictator, demokrasi liberal sampai demokrasi amburadul! Yah, inilah alam demokrasi, yg katanya suara rakyat suara tuhan, tapi siapa sebenarnya yg menjadi tuhan kali ini? Mereka seakan membeberkan aib sendiri, di saat rakyat jatuh miskin akibat ulah pasar bebas beserta regulasi2 mematikan lainnya & juga tetek bengeknya, mereka seolah buta atas kenyataan pahit tsb.

Setiap 5 tahun sekali pemilu di gelar, setiap 5 tahun itu pula rakyat tak pernah merasakan kesejahreraan. Alih-alih merasakan kesejahteraan, yg di dapat hanya janji kosong plus bumbu menjijikkan lainnya. Partai2 politik berlomba-lomba mencari dukungan, ada yg oportunis, ada yg pragmatis, & ada pula yg mencari sensasi, sama saja sbg partai apatis! Mereka tak ubahnya seperti segerombolan binatang yg mencari makan!

Tidakkah mereka berfikir jika demokrasi bukanlah jalan satu2nya yg harus di tempuh? Mereka seakan terkooptasi oleh gemerlapnya keagungan barat (Amerika & Eropa). Menakar kekuasaan hanya lewat meraih suara rakyat sebanyak2nya. Siapa yg mendapat suara terbanyak, merekalah yg menjadi penguasanya! Terlalu sempit bin tidak mendidik rakyat!

Implementasi demokrasi yg kacau balau ikut mewarnai nafsu2 pejabat & pengusaha yg ingin meraih kekuasaan demi kepentingannya sendiri. Legimitasi di lakukan sekedar hanya lewat di bibir saja, setelah itu, mereka yg telah dipengaruhi lantas di khianati habis2an lewat slogan ekonomi kerakyatan, ekonomi anti-neoliberalisme, ekonomi yg berpangkal lewat pasar bebas & globalisasi nyatanya tak pernah menyentuh kaum urban yg tidur beratapkan jembatan & makan beralaskan koran!

Vox Populi Vox Dei

Kalimat yg diawali oleh kezaliman kaisar Raja Louis XIV dari Prancis (1643-1715), yang selalu berkata dengan pongahnya sampai mjd termasyhur, yaitu: L’etat c’est moi, hukum itu adalah saya! Pernyataan ini jelas mengandung makna bhw dirinya identik dgn Tuhan atau dpt diartikan bhw segala sesuatu yg keluar dari dirinya, pastilah mewakili Tuhan. Maka, sbg reaksi thdp ekspresi itu, org kemudian memunculkan slogan lain, vox populi vox dei.

Walaupun para intelektual selalu menabrakan islam & demokrasi, nyatanya terang sangat berbeda! Tidak ada demokrasi di dlm islam & tidak ada islam di dlm demokrasi, mereka hanya mengadakan sesuatu yg sebenarnya sangat bertolak belakang. Para intelektual sempit itu menjual keilmuannya demi dunia yg tiada artinya.

Jika benar suara rakyat adalah suara tuhan, lalu benarkah Obama yg dipilih scr demokratis (suara tuhan) memang secara aklamasi tuhan membenarkan pembantaian massal 1 juta rakyat Irak? Apakah benar pembiaran SBY thdp korban lumpur Lapindo juga atas kehendak tuhan, walaupun di pilih rakyat banyak (suara tuhan)? Warga miskin yg terlantas, org2 tua yg menadahkan tangannya di pinggir2 jalan juga atas kehendak tuhan?

Mereka yg opportunis lantas berkelakar...

Itu sudah nasib mereka! Jangan lantas jika itu bukan kehendak tuhan, mereka yg miskin2 itu tidak pernah terperhatikan nasibnya, jika tuhan menginginkan mereka seperti itu, itu memang kehendak-Nya!”

Pertanyaannya, jika yg menjadi miskin papa itu adalah dirimu, apa yg akan kau perbuat? Menerima apa adanya karena bagian kehendak (kemauan) tuhan atau berusaha memberontak karena ini bukan skenario yg tuhan sampaikan di buku catatan-Nya?”

Hmmm...”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar