saya hanyalah manusia biasa, yg banyak dipenuhi oleh salah dan khilaf, oleh karena itu jikalau ada postingan saya yg kurang berkenan di hati saudara pembaca sekalian, mohon dimaafkan lahir bathin, karena kebenaran hanya berasal dari Allah, dan kesalahana sepenuhnya ada diri saya...

Jumat, 21 Juni 2013

Homo Ekonomikus

Berikut ini adalah perubahan harga BBM bersubsidi, yang dalam hal ini Premium per liter, sejak era Soeharto hingga SBY:

Soeharto
1991: Rp 150 naik jadi Rp 550
1993: Rp 550 naik jadi Rp 700
1998: Rp 700 naik jadi Rp 1.200

BJ Habibie
1998: Rp 1.200 turun ke Rp 1.000

Abdurrahman Wahid
1999: Rp 1.000 turun jadi Rp 600
2000: Rp 600 naik ke Rp 1.150
2001: Rp 1.150 naik ke Rp 1.450

Megawati Soekarnoputri
2002: Rp 1.450 naik jadi Rp 1.550
2003: Rp 1.500 naik jadi Rp 1.810

SBY
2005: Rp 1.810 naik jadi Rp 2.400
2005: Rp 2.400 naik jadi Rp 4.500
2008: Rp 4.500 naik jadi Rp 6.000
2008: Rp 6.000 turun ke Rp 5.500
2008: Rp 5.500 turun ke Rp 5.000
2009: Rp 5.000 turun ke Rp 4.500
------------------------------------------------------------
dikarenakan 95 persen migas indonesia di kuasai asing maka konsekuensinya adalah naiknya harga bahan bakar minyak oleh karena adanya impor dan jatah kilang minyak indonesia yg semakin terkikis (berkurang).

Adam Smith pernah menganjurkan agar pemerintah jangan ikut campur dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Teori Smith itu seakan membuat semuanya terasa indah. “Prinsiplaissez-faire (tangan-tangan tak kelihatan) membuat manusia akan kaya. “Terkait investasi dan alokasi dana, dibiarkan masyarakat yang mengatur.

Anjuran Smith itu justru membuat manusia menjadi ‘Homo Ekonomikus’, manusia semata-mata hanya dipandang dari sisi ekonomi semata.

Alhasil, hubungan pemerintah dengan rakyat hanya urusan dagang jual beli, tidak ada yg namanya pengurusan murni demi kesejahteraan rakyat, semua dihitung oleh untung rugi. Jika pemerintah mengalami kerugian maka dengan berbagai cara --baik melalui UU, iklan pembodohan, utak atik hitungan matematika akal-akalan, sampai kpd partai jongos pro rezim, akan sekuat daya upaya utk mengembalikan keuntungan itu kembali ke kas pemerintah (APBN) dengan dalih yg dibuat-buat:
(1) subsidi tidak tepat sasaran krn hanya org kaya saja yg menikmati subsidi
(2) APBN jebol
(3) persediaan migas menipis
(4) harga minyak dunia naik (padahal indonesia memiliki kilang minyak sendiri)
(5) opsi terakhir dari opsi2 yg lain (padahal mengusut aset koruptor jalan ditempat, simpang siur century gate, hambalang gate dan gate2 lainnya.
(6) pemerintah hanya menjalankan tugas (tugasnya hanya memiskinkan rakyat)
(7) ... isi sendiri. []

efek domino kenaikan bbm

Logika Menkeu Chatib Basri, dengan adanya Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) masyarakat yang terkena dampak kenaikan harga BBM bersubsidi bisa dibantu.

"Dengan kenaikan harga BBM penduduk miskin baru akan bertambah 4 juta orang, itu kalau tidak ada kompensasi," ujar Chatib di gedung DPR, Senin (17/6/2013).

Chatib menjelaskan BLSM akan diberikan kepada 15,5 juta kepala keluarga. Dalam hitungannya, setiap rumah tangga ada 4 orang, jadi total masyarakat yang mendapat bantuan sekitar 62,5 juta orang. "Dengan ini angka kemiskinan tidak ada peningkatan," tegas Chatib.
----------------------------------------------------------------------
Logika efek domino kenaikan BBM:
(1) harga barang ikut naik
(2) harga transportasi ikut naik
(3) harga properti ikut naik
(4) biaya sekolah naik (akibat dari kenaikan harga barang2 keperluan sekolah spt. buku2, gedung, seragam, dll)
(5) harga sembako (rempah2, ikan laut, daging, buah2an) ikut naik
(6) biaya distribusi barang (krn transportasi menggunakan BBM) ikut naik
(7) ... isi sendiri

Alhasil, yg 'sudah miskin' semakin tertinggal jauh tidak dpt menjangkau keperluan primernya, yg 'baru miskin' akan menghentikan pengeluaran sekunder dan hanya fokus memenuhi keperluan primernya saja, yg 'was-was miskin' akan menghemat keperluan sekundernya dan mulai memperbanyak primernya, yg 'kaya' akan mulai mengurangi keperluan tersier, memperbanyak sekunder & primernya.

So, pemerintah hanya memposisikan dirinya sebagai penjual yg mempunyai barang utk dijual kepada pembeli (rakyat). BLSM hanya sebagai 'diskon' agar pembeli (rakyat) menerima keputusan harga baru yg ditetapkan oleh penjual (pemerintah) dan itupun hanya bersifat sementara, setelah itu silakan menikmati harga baru dgn efek dominonya.[]