saya hanyalah manusia biasa, yg banyak dipenuhi oleh salah dan khilaf, oleh karena itu jikalau ada postingan saya yg kurang berkenan di hati saudara pembaca sekalian, mohon dimaafkan lahir bathin, karena kebenaran hanya berasal dari Allah, dan kesalahana sepenuhnya ada diri saya...

Sabtu, 18 Desember 2010

wrong or do it !!

menarik, seorang kawan mengatakan sedang jatuh kepada kesalahan yg sedari awal tidak dia sadari. yg menariknya adalah, pertanyaan mengapa harus ada kesadaran ketika terjadi kesalahan, atau bahasa yg mudah dipahami, mengapa penyesalan selalu datangnya belakangan??

pertama, saya bukanlah seorang maha guru yg dapat mengobati segala keluh kesah lantas menjabarkan jawaban2 rinci "mengatasi" setiap permasalahan yg ada. saya hanyalah --mempertanyakan-- kemudian --menguraikan-- lantas dgn sedikit berfikir maju ke depan --mengandai-andaikan-- (tapi saya bukan ingin berkhayal tanpa tujuan pasti) hanya saja, memang demikianlah tabiat manusia (selalu berandai-andai).

nah, hal kedua yg ingin saya sampaikan adalah, kita semua mengerti bahwa kesalahan (penyesalan) memang datangnya selalu belakangan --dan nampaknya memang demikian semenjak jaman perseteruan anak nabi adam ketika memperebutkan labuda (manusia cantik pertama yg lahir ke dunia), maka agar penyesalan (kesalahan) muncul di depan, tidak ada cara lain selain menganggap itu sia-sia bila dikerjakan --karena mengerti jika dikerjakan akhirnya pasti adalah penyesalan.

contoh, bagi sebagian pria melakukan onani di dalam kamar mandi memang mengasyikkan, tapi bagi saya (penulis) itu sesuatu hal yg sangat ingin saya jauhi --maka dari itu saya menikah-- utk menghindari hal yg demikian, yg lainnya, meletakkan gelas di tempat yg seharusnya, seringkali kita lupa menaruh barang-barang penting sembarang tempat, artinya kita sudah meletakkan penyesalan (kesalahan) dibelakang setelah perbuatan yg kita lakukan.

bagaimana pun juga, penyesalan memang datangnya selalu belakangan (sunatullah) akan tetapi kita dapat meminimalisir semua itu dgn rajin-rajin memperhatikan setiap langkah ke depan --bukan karena kesalahan yg selalu kita lakukan lantas malas melakukan perbaikan-- akan tetapi biarlah semua berjalan sebagaimana mestinya. karena manusia sudah dibekali oleh perbaikan-perbaikan yg memungkinkan manusia memperbaiki kesalahan yg telah dilakukannya.

hal ketiga yg ingin saya sampaikan, ternyata saya telah salah menginformasikan hal penting ini kepada anda, artinya, saya tidak berfikir utk menulis seperti ini sebelumnya, jadi jikalau saudara-saudara sekalian tidak memiliki kepentingan terhadap tulisan yg kacau ini, silakan menutup dan menjauhi tulisan ini. karena, saya tidak ingin mencemarkan kesalahan dan penyesalan kepada orang lain karena tulisan yg tidak bermutu ini.

keempat, akhirnya saya dapat mengakhiri tulisan saya ini, semoga bagi saudara-saudara yg memiliki kepentingan thdp tulisan ini silaken memplototi dan mengambil hikmahnya saja, karena hal terpenting di dalam hidup manusia yg bernyawa adalah hikmah yg terpendam dlm setiap peristiwa yg dilakukannya.

yakinlah Allah selalu memperbaiki kesalahan dan segala aib yg kita lakukan, jikalau Allah tidak dapat memperbaiki maka dia bukanlah Tuhan yg kita sembah!!! []

jangan menunggu imam mahdi, kitalah yg menyeret surga ke muka bumi

sepertinya kita melupakan kaidah kausalitas (sebab akibat), bahwa sikap "menunggu" tidaklah mendatangkan apa pun selain hampa, nihil atau mustahil. sama halnya dgn datangnya khilafah, sesuai hadits rasulullah ; ...akan datang kekhilafahan, kemudian beliau diam.

utk urusan dunia saja, kita dgn semangat mengejar target yg ingin di capai betapa pun mustahilnya target itu di depan mata, lalu mengapa utk urusan akhirat yg sudah dijamin dan tertulis jelas justru kita menganggap hal itu percuma dan mustahil.

menganggap kembalinya khilafah tanpa di usahakan sama saja berharap mendapatkan uang masuk ke rekening kita tanpa ada kerja. jadi, sangat aneh jika ada kawan2 yg menganggap berjuang mengembalikan khilafah tanpa usaha --walaupun sudah dijamin Allah-- tidak memerlukan usaha atau sama dgn utopis dan arealis.

lantas, siapa yg dapat menjelaskan khilafah itu seperti apa, apakah seperti menunggu embun jatuh di pagi hari? atau berharap ada orang datang memberikan keterangan kepada semua orang? kerja mengembalikan khilafah sungguh memerlukan usaha dan motivasi bahwa kembalinya nushrah itu pun harus di upayakan, harus dijalankan secara manusiawi --bukan secara illahi.

Allah bisa saja membuat seluruh penduduk negeri muslim dunia ini beriman, tetapi manusia juga lupa bahwa keimanan tanpa pondasi (khilafah) tidak akan bertahan lama. []

Prof. Hamka

Prof. Hamka
”Banyak guru, dokter, hakim, insinyur, banyak orang yang bukunya satu gudang dan diplomanya segulung besar, tiba dalam masyarakat menjadi ”mati”, sebab dia bukan orang masyarakat. Hidupnya hanya mementingkan dirinya, diplomanya hanya untuk mencari harta, hatinya sudah seperti batu, tidak mampunyai cita-cita, lain dari pada kesenangan dirinya. Pribadinya tidak kuat. Dia bergerak bukan karena dorongan jiwa dan akal. Kepandaiannya yang banyak itu kerap kali menimbulkan takutnya. Bukan menimbulkan keberaniannya memasuki lapangan hidup.”

kisah pencuci piring

Siapa yang paling berbahagia saat pesta pernikahan berlangsung? Bisa jadi kedua mempelai yang menunggu detik-detik memadu kasih. Meski lelah menderanya namun tetap mampu tersenyum hingga tamu terakhir pun. Berbulan bahkan hitungan tahun sudah mereka menunggu hari bahagia ini. Mungkin orang tua si gadis yang baru saja menuntaskan kewajiban terakhirnya dengan mendapatkan lelaki yang akan menggantikan perannya membimbing putrinya untuk langkah selanjutnya setelah hari pernikahan. Atau bahkan ibu pengantin pria yang terlihat terus menerus sumringah, ia membayangkan akan segera menimang cucu dari putranya. "Aih, pasti segagah kakeknya," impinya.

Para tamu yang hadir dalam pesta tersebut tak luput terjangkiti aura kebahagiaan, itu nampak dari senyum, canda, dan keceriaan yang tak hentinya sepanjang mereka berada di pesta. Bagi sanak saudara dan kerabat orang tua kedua mempelai, bisa jadi momentum ini dijadikan ajang silaturahim, kalau perlu rapat keluarga besar pun bisa berlangsung di sela-sela pesta. Sementara teman dan sahabat kedua mempelai menyulap pesta pernikahan itu menjadi reuni yang tak direncanakan. Mungkin kalau sengaja diundang untuk acara reuni tidak ada yang hadir, jadilah reuni satu angkatan berlangsung. Dan satu lagi, bagi mereka yang jarang-jarang menikmati makanan bergizi plus, inilah saatnya perbaikan gizi walau bermodal uang sekadarnya di amplop yang tertutup rapat.

Nyaris tidak ada hadirin yang terlihat sedih atau menangis di pesta itu kecuali air mata kebahagiaan. Kalau pun ada, mungkin mereka yang sakit hati pria pujaannya tidak menikah dengannya. Atau para pria yang sakit hati lantaran primadona kampungnya dipersunting pria dari luar kampung. Namun tetap saja tak terlihat di pesta itu, mungkin mereka meratap di balik dinding kamarnya sambil memeluk erat gambar pria yang baru saja menikah itu.

Dan pria-pria sakit hati itu hanya bisa menggerutu dan menyimpan kecewanya dalam hati ketika harus menyalami dan memberi selamat kepada wanita yang harus mereka relakan menjadi milik pria lain. Apa benar-benar tidak ada yang bersedih di pesta itu? Semula saya mengira yang paling bersedih hanya tukang pembawa piring kotor yang pernah saya ketahui hanya mendapat upah sepuluh ribu rupiah plus sepiring makan gratis untuk ratusan piring yang ia angkat. Sepuluh ribu rupiah yang diterima setelah semua tamu pulang itu, sungguh tak cukup mengeringkan peluhnya. Sedih, pasti.

Tak lama kemudian saya benar-benar mendapati orang yang lebih bersedih di pesta itu. Mereka memang tak terlihat ada di pesta, juga tak mengenakan pakaian bagus lengkap dengan dandanan yang tak biasa dari keseharian di hari istimewa itu. Mereka hanya ada di bagian belakang dari gedung tempat pesta berlangsung, atau bagian tersembunyi dengan terpal yang menghalangi aktivitas mereka di rumah si empunya pesta. Mereka lah para pencuci piring bekas makan para tamu terhormat di ruang pesta.

Bukan, mereka bukan sedih lantaran mendapat bayaran yang tak jauh berbeda dengan pembawa piring kotor. Mereka juga tidak sedih hanya karena harus belakangan mendapat jatah makan, itu sudah mereka sadari sejak awal mengambil peran sebagai pencuci piring. Juga bukan karena tak sempat memberikan doa selamat dan keberkahan untuk pasangan pengantin yang berbahagia, meski apa yang mereka kerjakan mungkin lebih bernilai dari doa-doa para tamu yang hadir.

Air mata mereka keluar setiap kali memandangi nasi yang harus terbuang teramat banyak, juga potongan daging atau makanan lain yang tak habis disantap para tamu. Tak tertahankan sedih mereka saat membayangkan tumpukan makanan sisa itu dan memasukkannya dalam karung untuk kemudian singgah di tempat sampah, sementara anakanak mereka di rumah sering harus menahan lapar hingga terlelap.

Andai para tamu itu tak mengambil makanan di luar batas kemampuannya menyantap, andai mereka yang berpakaian bagus di pesta itu tak taati nafsunya untuk mengambil semua yang tersedia padahal tak semua bisa masuk dalam perut mereka, mungkin akan ada sisa makanan untuk anak-anak di panti anak yatim tak jauh dari tempat pesta itu. Andai pula mereka mengerti buruknya berbuat mubazir, mungkin ratusan anak yatim dan kaum fakir bisa terundang untuk ikut menikmati hidangan dalam pesta itu.

Sekadar usul untuk Anda yang akan melaksanakan pesta pernikahan, tidak cukup kalimat "Mohon Doa Restu" dan "Selamat Menikmati" yang tertera di dinding pesta, tapi sertakan juga tulisan yang cukup besar "Terima Kasih untuk Tidak Mubazir"

Kamis, 18 November 2010

makna perang ideologi

Dari Kamus Wikipedia, ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata tersebut diciptakan Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan ‘’sains tentang ide”. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, cara memandang segala sesuatu, akal sehat dan beberapa kecenderungan filosofis, atau serangkaian ide yang dikemukakan kelas masyarakat dominan –walaupun minoritas– kepada seluruh anggota masyarakat yang mayoritas.

Ideologi juga dapat didefinisikan sebagai aqidah ‘aqliyah (akidah yang sampai melalui proses berpikir) plus aqidah naqliyah yang melahirkan aturan-aturan dalam kehidupan. Di sini akidah ialah pemikiran menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan hidup; serta tentang apa yang ada sebelum dan setelah kehidupan –di samping hubungannya dengan sebelum dan sesudah alam kehidupan.

Dari definisi di atas, sesuatu bisa disebut ideologi jika memiliki dua syarat, yakni:

1. Ide yang meliputi aqidah ‘aqliyah dan aqidah naqliyah yang keduanya memberi jalan dan aturan bagi kehidupan dan masalah kehidupan. Jadi, ideologi harus unik karena harus bisa memecahkan problematika kehidupan.

2. Metode yang meliputi metode penerapan, penjagaan, dan penyebarluasan ideologi.

Jadi, ideologi harus khas karena harus disebarluaskan ke luar wilayah lahirnya ideologi itu. Jadi, suatu ideologi bukan semata berupa pemikiran teoretis seperti filsafat, melainkan dapat dijelmakan secara operasional dalam kehidupan. Menurut definisi kedua tersebut, apabila sesuatu tidak memiliki dua hal di atas, maka tidak bisa disebut ideologi, melainkan sekedar paham. Dalam ilmu sosial, ideologi politik adalah sebuah himpunan ide dan prinsip yang menjelaskan bagaimana seharusnya masyarakat bekerja, dan menawarkan ringkasan order masyarakat tertentu. Ideologi politik biasanya mengenai dirinya dengan bagaimana mengatur kekuasaan dan bagaimana seharusnya dilaksanakan.

Jadi, hakikat ”perang ideologi” dalam konteks ”perang melawan terorisme” seperti dimaksud AS dan sekutunya, termasuk di dalamnya aktor-aktor individu yang ada di Indonesia, dapat diartikan menjadi tiga hal yaitu:

1. perang terhadap sistem keyakinan, jalan hidup, dan sistem kehidupan;

2. perang terhadap pelaksanan dan penyebarluasan dari kosep-konsep pemikiran yang bersumber dari sistem keyakinan hidup;

3. ”pemusnahan” terhadap kelompok/individu yang melaksanakan dan memiliki pemikiran/ideologi yang bertentangan dengan ideologi dan kepentingan AS dan sekutunya.

Kepentingan ekonomi-politik

Setelah Perang Dunia II berakhir, dunia memasuki era Perang Dingin antara Uni Soviet dan AS. Pada era ini, ada perlombaan persenjataan, perebutan pengaruh ideologi, dan peningkatan fungsi spionase (mata-mata/intrik intelijen) tanpa ada perang konvensional terbuka. Upaya lain yang tak kalah pentingnya adalah melalui tekanan ekonomi, pergerakan diplomatik, propaganda, dan bahkan pembunuhan.

Pada era Perang Dingin ini, kemampuan AS memanipulasi negara-negara Islam dan kelompok-kelompok Islam di dunia untuk berada di pihak mereka –dengan masuk dan menyusup serta memberikan simpati-simpati palsu yang pada dasarnya hanya menguntungkan kepentingan negara mereka sendiri– pada akhirnya mampu mengalahkan ideologi komunis Uni Soviet dan kroninya. Kepandaian kaum kapitalis pimpinan AS dalam membaca dan mempengaruhi berbagai aliran dan kelompok Islam –yang secara tegas dan nyata menentang ideologi komunis– memberikan keleluasaan kepada kaum kapitalis liberal untuk memperalat umat Islam dan negara-negara Islam sebagai ujung tombak melawan kaum komunis.

Setelah berakhirnya era Perang Dingin, dunia bipolar berubah menjadi unipolar. Pada masa ini terjadi transformasi radikal dalam tata hubungan Timur-Barat dan Barat-Islam. Berbagai bentuk keterbatasan AS membuat mereka memutar otak untuk dapat mempengaruhi dan memenangkan dominasi atas dunia. Maka metode yang efektif dan efisien untuk memenangkan dominasi ini adalah jalan propaganda.

Kerajaan ekonomi dunia yang dikuasai oleh AS tetap eksis dan bertahan dengan segala keterbatasan sumber daya alam yang mereka miliki. Filsafat ekonomi-politik neoliberalisme memandang manusia beserta seluruh aspeknya semata-mata sebagai homo economicus dan menetapkannya sebagai satu-satunya model yang mendasari tindakan relasi manusia.

Di antara propaganda mereka adalah senjata pemusnah massal yang dapat membahayakan dunia. Dengan alasan itu AS menginvasi Irak. Setelah Irak takluk, AS melakukan propaganda lanjutan dengan cara membayar dan menyogok koran-koran Irak melalui perusahaan Lincoln Group agar memberitakan bahwa pihaknya yang telah menjatuhkan kelompok-kelompok perlawan di Irak dan keberhasilan AS membangun kembali Irak. Lusinan artikel ditulis militer dan Departemen Pertahanan AS yang kemudian ”dipaksakan” dimuat di koran-koran Irak sebagaimana diungkap Los Angeles Time seperti dilansir Sydney Morning Herald.

Propaganda yang akhir-akhir ini sering didengungkan AS dan kroninya adalah terorisme. Dibalik isu itu, sebenarnya tersembunyi ketakutan besar yaitu bangkitnya kekuatan khilafah Islam dan kekuatan ekonomi Cina dan India. Propaganda untuk menghambat bahkan menutupi perjuangan umat Islam semakin tampak jelas. Berbagai pemikiran tentang konsep Barat terhadap pandangan-pandangan Islam muncul. Ideologi Islam pun selalu dipertentangkan dengan berbagai pemikiran kapitalis liberal mereka.

Modus operandi ideologi yang digunakan untuk melemahkan lawan ideologi AS dan sekutunya adalah unifikasi dan fragmentasi. Yang pertama adalah menempatkan bahwa seolah-olah kaum kapitalis liberal beserta seluruh ideologinya adalah yang benar dan membawa misi Tuhan serta wajib disebarluaskan. Juga menempatkan ideologi selain kapitalisme liberal sebagai sebuah sistem yang jahat, kejam, tidak berperikemanusiaan, diktator, dan pengikut setan.

Hal itulah yang menjelaskan mengapa AS selalu memasukkan Irak dan Afghanistan –sebelum diinvasi– dan Iran ke dalam ”poros setan”. Hal ini pula yang menjawab mengapa George Walker Bush mengatakan ”Tuhan berbisik dan menyuruhnya berperang di Afghanistan dan Irak untuk mengakhiri tirani dan kediktatoran.”Modus operandi yang kedua adalah dengan memecah belah umat Islam sehingga muncullah kelompok-kelompok Islam dengan julukan moderat, liberal, kultural, radikal, fundamentalis dan sebagainya. Kelompok-kelompok Islam yang mendukung dan mengusung ideologi kapitalis liberal dimunculkan sebagai ‘Islam yang benar’, Islam yang sesungguhnya, dan Islam demokratis.

Corporatocracy

Dalam soal demokrasi ini ada fakta menarik yang perlu kita lihat sebagai contoh hipokrasi AS. Daniel Pipes, salah seorang arsitek perang Irak dan juru kampanye baru tentang demokrasi di Timur Tengah, mengatakan,”Amerika harus memperlambat proses demokrasi untuk mencegah pemerintahan Islam berkuasa di negara-negara Arab.”

AS khawatir jalan demokrasi akan membawa kemenangan bagi partai-partai Islam dan kekuatan Islam di Timur Tengah. Karena itu, AS lebih memilih menghentikan laju demokrasi yang akan memberikan kemenangan partai-partai Islam daripada ”menghormati” demokrasi yang mereka agung-agungkan. Rupanya, demokrasi bagi AS adalah demokrasi yang mendukung keberadaan sistem kapitalisme-liberal mereka. Di luar itu, jangan harap AS menganggap sebuah sistem sebagai sistem demokratis.

John Perkins dalam bukunya Confession of an Economic Hit Man menyebut dengan tepat istilahnya sebagai corporatocracy. Yaitu demokrasi yang menjadi penopang kekuasaan perusahaan-perusahaan AS untuk menghisap kekayaan negara-negara seperti Indonesia dan menindas mayoritas umat.

Dalam konteks perang ideologi dan memapankan kepentingan ekonomi politik AS ini pula, upaya untuk mengubah kurikulum pesantren yang didanai AS sebesar 157 juta dolar AS, menjadi hal yang patut diwaspadai. Karena perang ideologi tersebut telah secara jelas menempatkan para pejabat dan sebagian kelompok elite di Indonesia menjadi ”antek AS”, baik secara sukarela maupun karena ”terpaksa”.

Penghembusan isu teroris ini selalu mendominasi seluruh kegiatan umat Islam. Hal ini dilakukan agar setiap kegiatan umat Islam dapat dibatasi, sehingga prinsip kapitalisme dan liberalisme yang dianut AS dapat semakin leluasa merasuk ke negara-negara Islam. Karena tidak adanya kontrol secara sistematis dari para pemuka agama Islam, dengan mudah AS menguasai umat Islam terutama di Indonesia. Dengan demikian, AS dengan mudah mempertahankan ”kerajaan ekonomi”-nya yang menggunakan sistem jahiliyah dan zalim.
Melakukan perlawanan terhadap sistem yang jahil dan zalim secara membabi buta dengan menebar bom di mana-mana tidak menyelesaikan masalah, malah justru merugikan umat dan negara-negara ketiga secara keseluruhan. Bukankah sistem jahiliyah dan zalim menghendaki kita terjebak dalam kesesatan sehingga gampang digiring ke jurang kehancuran dan ladang pembantaian? Perlawanan terhadap sistem jahiliyah dan zalim harus dilakukan melalui pemikiran yang konsepsional dan melalui tindakan yang strategis, agar tidak menjatuhkan korban sia-sia dan mubazir. []

memorandum

kami pendukung demokrasi

atas nama demokrasi, ribuan nyawa melayang di afghanistan, irak, dan belahan bumi dunia islam lainnya, sedang pemimpin-pemimpin hanya bungkam seribu bahasa.

atas nama demokrasi, anak-anak kami di telantarkan tidak bersekolah, bukan karena anak kami bodoh atau tdk memiliki alat transportasi ke sekolah tapi karena kami tidak memiliki dana utk membayarnya (sekolah).

atas nama demokrasi, kami harus gigit jari, bukan karena tidak kebagian nasi waktu open house di istana negara, tapi sumber daya alam kami di angkut ke luar negeri dgn harga murah, minyak bumi dan gas kami di curi oleh maling-maling berdasi yg kalau turun dari mobil mengumbar senyum sembari menenteng uang hasil penjualan harta (sumber daya alam) kami.

atas nama demokrasi, perilaku generasi muda kami seperti binatang, pemerkosaan, pencabulan, free sex, pornografi, hampir tidak ada bedanya dgn babi yg beradegan mesum di kandang. foya-foya menjadi kegandrungan generasi muda kami.

atas nama demokrasi, agama kami dipermainkan, diperalat, bahkan demokrasi yg mereka gunakan membuat kami jauh dgn agama kami sendiri sehingga kami tidak mengenal siapa tuhan kami, nabi kami, kitab asli kami, mereka seenaknya memainkan regulasi yg tidak kami mengerti kemana capaiannya, mereka seperti hendak memperebut kekuasaan demi perut sendiri.

atas nama demokrasi, anak kelaparan tidak lebih berharga di banding intan yg ditemukan di tengah penderitaan kami, mereka seenaknya menginjak harga diri kami, mereka tidak bergeming ketika mendengar kesakitan dan derita kami yg sekarat karena kelaparan, mereka dgn pongahnya hanya berdelik senyum tapi perbuatan tak pernah memuaskan kami, itu kah pemimpin yg kami pilih?

atas nama demokrasi, keindahan toleransi agama kami mereka rusak, tatanan kekeluargaan yg sudah kami rajut puluhan bahkan ratusan tahun remuk oleh karena kerakusan dan sifat adu domba di antara pemimpin kami, ini kah pemimpin yg kami pilih melalui demokrasi?

atas nama demokrasi, segala peluh kerja keras kami mereka rampas menggunakan undang-undang dan peraturan yg mereka buat sendiri, hasil usaha dan keringat kami mereka sikat dan hanya menyisakan kulit yg tidak berarti buat kami, inikah pemimpin yg kami pilih melalui prosedur demokrasi?

atas nama demokrasi, akhlak kami tidak beradab lagi, mereka tidak mempedulikan habitat kami yg harus hidup di tengah perkampungan kumuh perkotaan, di bawah jembatan yg harus mendengar suara mobil dan raungan motor berulang kali, apakah kami bisa menolaknya?

atas nama demokrasi, bayi harus mati sia-sia akibat pergaulan yg tidak di atur pemerintah, gadis-gadis harus hancur hidupnya akibat pemerintah yg tidak becus mengurus pergaulan kami, pemuda-pemudi yg gemar glamoritas dan materialistis akibat pemerintah adalah ujung pangkal keteladanannya.

atas nama demokrasi, kami tidak menginginkan hal ini jika seandainya pemerintah juga yg menginginkannya. biarlah mereka hidup atas nama demokrasi karena kami bukan pendukung demokrasi --apapun namanya-- kami ingin hidup dgn Tuhan kami yg telah memberikan napas, air, tanah dan jagad alam raya ini utk kami kuasai dgn syariatNya dan bukan yg lain.

salam dari insan yg tak pernah lelah menolak demokrasi.

DEMOKRASI SONTOLOYO!!!

catatan dari seorang yg tidak mengenal demokrasi, tidak mengenal kapitalisme, sosialisme dan para dedengkotnya, tetapi masih mengenal dan menyembah Tuhan Yang Maha Esa saja, mengenal akhlak Nabi-Nya, mendalami dan mengarungi belantara ilmu-ilmu alam yg diturunkan Allah rabbul 'alamin. []

neo feodal ala indonesia

kadang saya sempat berfikir, kalau pajak yg diambil dari rakyat kemudian masuk ke kas negara, apakah itu sepenuhnya akan digunakan utk rakyat? sedangkan pemerintah tidak pernah memberitahu secara transparan --baik melalui media cetak & elektronik-- perihal kemana pajak itu akan digunakan. kebanyakan dari kita hanya menerima "beres" dan "asal jadi" semua keadaan pajak itu ketika di setor ke dinas perpajakan tanpa tau kemana akan digunakan.

jika dalihnya utk membayar pegawai yg bekerja kpd pemerintah (bisa di bilang pns), membangun infrastruktur dan fasilitas memadai lainnya, lalu bagaimana dgn pengemis, karyawan swasta, tukang becak yg notabene bukan sbg abdi pemerintah secara langsung tetapi juga warga negara apakah harus di nomor duakan? dlm arti tidak mendapat bagian dari pendapatan pajak yg diterima pemerintah. seharusnya penguasa harus memberikan noble penghargaan kepada pengemis, tukang becak, tukang sayur, buruh pabrik, buruh bangunan atas jasanya yg tak kenal lelah sudah membayar pajak setiap hari kepada pemerintah. beda halnya dgn pegawai negeri, mereka mendapatkan penghasilan (gaji) yg justru di kembalikan dlm bentuk pajak --apa pun itu bentuknya.

kawan-kawan bisa menjumpai pajak dlm kehidupan sehari-hari. bangun pagi kita menghadapi sarapan mi goreng yg harganya bukan premium lagi (harga langsung produsen) tetapi sudah di bebankan dgn pajak, menggunakan sikat & pasta gigi yg telah di bebankan pajak, mandi pun masih menggunakan sabun dan shampo yg didlmnya udah dibebankan pajak. seluruh kehidupan kita telah di bebankan dgn pajak, bahkan jika kamu makan di warung murah sekali pun itu juga sudah di bebankan ke pajak, mulai dari antar jemput bahan baku (bensin, solar de el el), alat-alat dapur utk mengolah bahan pangan itu pun tidak lepas dari pajak.

seluruhnya sudah di bebankan ke rumusan pajak pertambahan nilai, belum lagi hal lainnya. maka pantas jika pemerintah kita hampir 90 persennya dihidupi oleh rakyatnya sendiri melalui instrumen pajak, dari baju presiden, rumah, mobil, perkakas dapur, perabot rumah tangga, naik ke tempat tidur dan dandanan istri presiden pun di biayai oleh pajak yg di bayarkan oleh rakyat.

regulasi semacam ini lah yg membuat pemerintah masih eksis hingga detik ini. saya saja yg tidak akan membuat NPWP kapan pun tidak akan membayarkan pajak itu sampai pemerintah memberikan transparansi data kemana uang saya akan digunakan, walau pun sebenarnya saya makan dan minum sudah di bebankan ke pajak.. aarghhhh. inilah contoh negara neo-liberalisme yg tengah meluncur ke negara feodal, negara yg tidak mengakui batas-batas dan norma-norma --sekali pun legislatornya orang yg memiliki agama--, bagaimana pun juga fakta keekonomian rakyat sangatlah sedikit, tidak semua memiliki akses data kemana hendak mencari sesuap nasi yg murah karena toh seluruhnya sudah sangat "diberatkan" oleh pajak.

padahal, sumberdaya alam yg dimiliki indonesia sangat mungkin utk menutupi bahkan menutupi alokasi pajak yg dibayarkan rakyat. mirisnya, penguasa tiran ini justru menjual aset sumberdaya terpenting itu utk asing, bagaimana hendak memakmurkan dan mensejahterakan rakyat kalau fakta seperti ini justru dibebankan kepada rakyat melalui regulasi pajak yg sangat tidak masuk akal. []

Kamis, 04 November 2010

42 Hal Yang Tidak Diketahui Anak Tentang Ayahnya

1. Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada siapapun - dan (tapi) selalu membutuhkan kehadirannya.

2. Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil, tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar.

3. Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret.

4. Ayah selalu tepat janji! Dia akan memegang janjinya untuk membantu seorang teman, meskipun ajakanmu untuk pergi sebenarnya lebih menyenangkan.

5. Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain dengan teman-teman mereka.karena dia sadar itu adalah akhir masa kecil mereka.

6. Ayah mulai merencanakan hidupmu ketika tahu bahwa ibumu hamil (mengandungmu) , tapi begitu kamu lahir, ia mulai membuat revisi.

7. Ayah membantu membuat impianmu jadi kenyataan bahkan diapun bisa meyakinkanmu untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti berenang di air setelah ia melepaskanya.

8. Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala sesuatu, tapi ia membantu kamu mencarinya.

9. Ayah mungkin tampak galak di matamu, tetapi di mata teman-temanmu dia tampak baik dan menyayangi.

10. Ayah lambat mendapat teman, tapi dia bersahabat seumur hidup

11. Ayah benar-benar senang membantu seseorang...tapi ia sukar meminta bantuan.

12. Ayah di dapur. Membuat memasak seperti penjelajahan ilmiah. Dia punya rumus-rumus dan formula racikannya sendiri, dan hanya dia sendiri yang mengerti bagaimana menyelesaikan persamaan-persamaan rumit itu. Dan hasilnya?... .mmmmhhh..."tidak terlalu mengecewakan" ^_~

13. Ayah mungkin tidak pernah menyentuh sapu ketika masih muda, tapi ia bisa belajar dengan cepat.

14. Ayah paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk membuatmu senang tapi tidak takut.

15. Ayah akan sangat senang membelikanmu makanan selepas ia pulang kerja, walaupun dia tak dapat sedikitpun bagian dari makanan itu

16. Ayah selalu berdoa agar kita menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat, walaupun kita jarang bahkan jarang sekali mendoakannya

17. Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu dibahunya, ketika pawai lewat.

18. Ayah tidak akan memanjakanmu ketika kamu sakit, tapi ia tidak akan tidur semalaman. Siapa tahu kamu membutuhkannya.

19. Ayah menganggap orang itu harus berdiri sendiri, jadi dia tidak mau memberitahumu apa yang harus kamu lakukan, tapi ia akan menyatakan rasa tidak setujunya.

20. Ayah percaya orang harus tepat waktu. karena itu dia selalu lebih awal menunggumu.

22. Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang kamu butuhkan.....
23. Ia menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya, kalau kamu ingin bicara...

24. Ia selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar spp mu tiap semester, meskipun kamu tidak pernah membantunya menghitung berapa banyak kerutan di dahinya....

25. Ayah mengangkat beban berat dari bahumu dengan merengkuhkan tangannya disekeliling beban itu....

26. Ayah akan berkata ,, tanyakan saja pada ibumu" Ketika ia ingin berkata ,,tidak"

27. Ayah tidak pernah marah, tetapi mukanya akan sangat merah padam ketika anak gadisnya menginap di rumah teman tanpa izin

28. Dan diapun hampir tidak pernah marah, kecuali ketika anak lelakinya kepergok menghisap rokok dikamar mandi.

29. Ayah mengatakan ,, tidak apa-apa mengambil sedikit resiko asal kamu sanggup kehilangan apa yang kamu harapkan"

30. Pujian terbaik bagi seorang ayah adalah ketika dia melihatmu melakukan sesuatu hal yang baik persis seperti caranya....

31. Ayah lebih bangga pada prestasimu, daripada prestasinya sendiri....

32. Ayah hanya akan menyalamimu ketika pertama kali kamu pergi merantau meningalkan rumah, karena kalau dia sampai memeluk mungkin ia tidak akan pernah bisa melepaskannya.

33. Ayah tidak suka meneteskan air mata .... ketika kamu lahir dan dia mendengar kamu menangis untuk pertama kalinya,dia sangat senang sampai-sampai keluar air dari matanya (ssst..tapi sekali lagi ini bukan menangis)

34. ketika kamu masih kecil, ia bisa memelukmu untuk mengusir rasa takutmu...ketika kau mimpi akan dibunuh monster...

35. tapi.....ternyata dia bisa menangis dan tidak bisa tidur sepanjang malam, ketika anak gadis kesayangannya di rantau tak memberi kabar selama hampir satu bulan.

36. Ayah pernah berkata :" kalau kau ingin mendapatkan pedang yang tajam dan berkwalitas tinggi, janganlah mencarinya dipasar apalagi tukang loak, tapi datang dan pesanlah langsung dari pandai besinya. begitupun dengan cinta dan teman dalam hidupmu, jika kau ingin mendaptkan cinta sejatimu kelak, maka minta dan pesanlah pada Yang Menciptakannya"

37. Untuk masa depan anak lelakinya Ayah berpesan: ,, jadilah lebih kuat dan tegar daripadaku, pilihlah ibu untuk anak-anakmu kelak wanita yang lebih baik dari ibumu , berikan yang lebih baik untuk menantu dan
cucu-cucuku, daripada apa yang yang telah ku beri padamu"

38. Dan Untuk masa depan anak gadisnya ayah berpesan :" jangan cengeng meski kau seorang wanita, jadilah selalu bidadari kecilku dan bidadari terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak! laki-laki yang lebih bisa
melindungimu melebihi perlindungan Ayah, tapi jangan pernah kau gantikan posisi Ayah di hatimu"

39. Ayah bersikeras, bahwa anak-anakmu kelak harus bersikap lebih baik daripada kamu dulu....

40. Ayah bisa membuatmu percaya diri... karena ia percaya padamu...

41. Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik, tapi dia hanya mencoba melakukan yang terbaik....

42. Dan terpenting adalah... Ayah tidak pernah menghalangimu untuk mencintai Tuhan, bahkan dia akan membentangkan seribu jalan agar kau dapat menggapai cintaNya, karena diapun mencintaimu karena cintaNya. [http://unikboss.blogspot.com/2010/11/42-hal-yang-tidak-diketahui-anak.html]

Selasa, 05 Oktober 2010

kontrol

pertama, hujan memang deras, tapi sederas-derasnya hujan tetaplah air, dan air tetaplah zat yg lemah (kalau jumlahnya sedikit seperti hujan) tapi kalau jumlah air itu melimpah maka derasnya air laksana air bah tsunami yg menghantam aceh hingga berkilo-kilo meter jauhnya.

kedua, hujan bukanlah halangan, banyak sebagian kita menjadikan hujan sebagai alasan, ada yg menjadikan hujan sebagai kambing hitam, sebagai pelarian ketika regulasi yg sepertinya agak malas utk dikerjakan justru menjadi letak yg harus dilempar kesalahan, sedang kesalahan yg sebenarnya tidak di ketahui.

ketiga, hujan adalah rahmat yg diturunkan Allah, terlepas dari spekulasi benar atau salah jika bersandingan dgn badai angin yg dapat merusak atap rumah, maka hujan tetaplah sebuah karunia yg patut di syukuri.

keempat, berlebih-lebihan itu tidak baik. tepat! ini sebenarnya kunci masalahnya. poin keempat memang kata kunci dari poin pertama sampai ketiga, inti masalahnya adalah ketika sesuatu benda atau zat itu berlebihan memanglah sangat tidak baik, apalagi bila berhubungan dengan massa jenis benda atau massa jenis berat benda (ah, saya koq pintar bahasa fisika). karena memang, bukan saja massa jenis berat benda saja yg jika berlebihan dpt mengundang bencana, kemarahan yg berlebihan pun dpt mengundang bencana, sedih berlebihan, tertawa berlebihan bahkan makan dan tidur yg berlebihan dpt mengundang bencana.

apa jadinya jika kamu makan dan tidur berlebihan, contoh makan sehari di luar normalnya orang makan 3 piring dlm sehari, maka yg di dapat bukan hanya lemak yg di dapat tapi obesitas dan penyempitan organ pernapasan dan juga penyempitan urat nadi darah manusia.

lantas, apa jadinya tidur berlebihan, di samping malas bekerja juga malas dlm berusaha apa pun.

sama halnya dgn beribadah kepada Allah, fanatik dan taklid memang perlu tapi jangan sampai menghindarkan perhatian kita terhadap makhluk lainnya. keseimbangan harus di jaga baik hubungan kepada ALlah juga hubungan kpd manusia...

baiklah, sekian dulu tausyiah ini (ah ga usah alim gini)

wassalam

haha haha...

Sabtu, 02 Oktober 2010

jika cinta Allah

pernahkah kamu merasa bahagia
di saat kamu ada bersama kekasih hatimu
jauh pun terasa dekat, sakit pun terasa nikmat
hidup pun seperti bersama malaikat

badai hanya serasa seperti hujan
terik matahari seperti sejuk saja
tak ada masalah

takkan ada gulita bila isi hatimu
penuh dengan rasa cinta, cinta kepada Allah
takkan ada air mata jika isi hatimu
penuh dengan rasa rindu, rindu kepada Allah

pernahkah kamu merasa damai
saat sang kekasih ada selalu di sisimu setiap waktu
caci maki serasa seperti puji-pujian
dan suara sumbang sepertinya merdu
jika kamu cinta kepada Allah
maka tak ada derita
[ahmad dhani - jika cinta allah]

pernahkah kau merasa sendiri tak ada yg memperhatikanmu, yakinlah bahwa Allah maha melihatmu, jika kamu tidak merasa di lihatNya maka yakinlah bahwa Dia melihatmu...

pernahkah kau merasa lelah menjalani kehidupan di dunia ini, yakinlah bahwa Allah tak pernah lelah memberikanmu rezeki di dunia ini, rezeki udara, rezeki islam, rezeki teman-teman yg baik lagi sholeh, jika kamu tidak merasa di berikan itu semua maka yakinlah bahwa Allah tak pernah henti-hentinya memberikanmu itu semua...

ya Allah ampunilah hambamu ini... []

Rabu, 22 September 2010

do you have any problems? ... yes i do

jika masalah adalah permasalahan itu sendiri, berarti solusi adalah jalan keluarnya, sedang antara masalah dgn solusi bukanlah seperti gambaran koin yg memiliki 2 sisi yg saling berdampingan.

masalah tetaplah masalah dan solusi tetaplah sebuah solusi, keduanya tidak pernah beriring berjalan ke salah satu sudut dinding.

ketika masalah tersebut muncul, solusi berada di sudut yg lain. solusi tidak pernah mendatangi masalah, begitu pula masalah tidak pernah mencari solusi.

lalu, ketika masalah itu muncul ke permukaan maka solusi tidak pernah mendatangi masalah, karena solusi dan masalah memang di ciptakan utk tidak saling melengkapi.

jawaban dari semua kerisauan ini adalah, penghubung antara masalah dan solusi. harus ada pihak ketiga yg mempertemukan kedua pihak ini.

untuk itulah diperlukan kita sebagai manusianya. Allah menciptakan manusia bukan tanpa sebab, dianya haruslah berupaya hidup mencari kebenaran dan jalan keluarnya sendiri dgn bantuan wahyu yg di sampaikan oleh utusanNya.

adalah Kanjeng Nabi Muhammad-lah penuntun kita sebagai manusia yg dalam kebingungan ini. beliau lah yg mengantar kita menuju ke sebuah titik solusi tadi.

jadi bukan manusia sebenarnya yg menuntun dirinya mendapatkan solusi, tetapi Allah melalui utusanNya lah diperintahkan untuk mencari solusi itu tadi.

setelah kesusahan akan ada kemudahan...

pertemuan antara solusi dan masalah haruslah di upayakan, keduanya tidak secara otomatis lengket seperti maghnet yg di dekatkan begitu saja.

diluar sana manusia memiliki masalah yg bertumpuk, bukan hanya masalah kecil seperti kehilangan uang 100 rupiah saja, tetapi harus kehilangan nyawa sekalipun, atau pun seorang yg berhadapan dgn bahaya, de el el.

jadi, sebenarnya bukan solusi yg akan mendekati masalah, tetapi kita sebagai oknum ketiga lah yg harus merapatkan kedua pihak ini (solusi & masalah).

terlalu naif manusia ketika mendapatkan masalah lalu dia berdiam diri saja di dalam rumah berharap solusi akan datang menyelesaikannya. terlalu picik manusia jika berfikir seperti itu.

masalah haruslah di carikan solusinya, masalah haruslah di pertemukan dengan solusi, melalui pasangan yg tepat, melalui formula yg tepat pula, maka masalah yg sedang di alami tersebut akan dapat pemecahannya sekaligus...

terkadang kita menyalahkan takdir yg diberikan ALlah, padahal itu bukan karena kesalahan dari Allah, kadang kita menyesal mengapa hidup penuh dgn masalah, padahal bisa jadi ujian yg diberikan kepada manusia utk meningkatkan derajatnya, utk meningkatkan ke intelektualnya dalam menjalani hidup yg penuh dgn masalah.

sekali lagi, masalah akan selalu menyertai manusia yg bernyawa, masalah akan selalu berjalan dgn manusia, terkadang masalah hinggap di hati manusia terkadang juga hinggap di orang2 terdekat kita yg membawa masalah.

intinya jangan berpaling dari masalah, karena masalah bukan utk di hindari, masalah seharusnya di hadapi. untuk itu lah di perlukan solusi, manusialah yg menemukan solusi.

fiuhh... ya Allah mudahkanlah urusan hambamu ini ya Allah.... []

Minggu, 19 September 2010

kontra produktif 4

hasil penelitian saya :

aktivis demokrasi memang hidup utk inkonsisten, melihat sejarah secara ahistoris, sembari menuduh islam ketinggalan jaman dan tidak memberikan solusi. dlm prakteknya, demokrasi memang tidak memberikan apa pun selain kerusakan dan kemunafikan. dimana pun demokrasi berada selalu mengundang kerusuhan yg tak berkesudahan.

penelitian khusus :

ketika kerusakan telah nyata di depan mata, aktivis pro demokrasi menawarkan perbaikan parsial (tak menyeluruh), tapi ketika secara parsial pula perbaikan tersebut menimbulkan masalah yg lain pula, aktivis pro demokrasi menyalahkan islam dan menganggap islam tidak layak memperbaiki demokrasi, atau islam tidak layak hidup berdampingan dgn demokrasi, atau kurang lebihnya islam prematur mengatasi permasalahan yg di dera demokrasi.

ibarat sang dokter, islam masih di anggap kurang bijaksana memberikan solusi atas penyakit yg di alami demokrasi. demokrasi dgn pongahnya dan pedenya (percaya diri) rela berjalan dgn penyakit kronis yg di deritanya, walau pun masyarakat (konstituen) masih sadar bahwa penyakit kronis yg di derita demokrasi ini tidak pernah ada obatnya, selain mengganti atau mengamputasi atau bahasa kasarnya lagi mematikan demokrasi itu sendiri.

masyarakat tidak pernah di pedulikan kecuali pada saat 5 tahun sekali, itu pun hanya mencontreng, mencucuk kertas suara yg biayanya saja hampir milyaran. belum lagi sengketa lainnya.

kesimpulan yg tidak pernah di simpulkan :

demokrasi harus rela meninggalkan kursi singgasananya dlm mengatur dan mensejahterakan dunia. demokrasi gagal dalam upayanya menertibkan keamanan dunia. demokrasi tidak dapat memberikan solusi atas permasalahan kemanusiaan.

penelitian berakhir, menunggu kasus-kasus termutakhir berikutnya. []

aulia

malam yg tak terlalu larut, masih mengincar rezeki di keheningan malam, walau pun bukan tujuan awal tapi karena sang kecil memang tak bisa di biarkan.

biar khong guan merana di sudut sempit sana, karena memang perut tak pernah mau di ajak kompromi. si kecil baru saja jatuh dari sepeda motor.

umminya dgn sigap membawa ke tukang urut, ya Allah mudahan tidak mengapa. sedang kaka mengikuti dede dgn menggapit ummi pergi naik sepeda motor tadi.

rencana Allah maha dahsyat, belum lama berselang, si kecil kembali dgn wajah yg riang, kaka yg dari tadi sudah lapar langsung di suapi. nyam nyam katanya.

teropong yg sejak tadi tergeletak di atas kasur langsung di raihnya. di mainkan lalu di taruh lagi, karena ada titipan air sabun utk membuat gelembung laiknya spongebob.

alhamdulillah hari itu semuanya riang tak ada kesedihan, walau tadi sempat menangis karena kesakitan. ya ALlah kumpulkanlah kami semua dalam syurga Mu.. Aminn

yuhuiii... insya Allah 4 bulan lagi mbrojoll... !!!

Rabu, 01 September 2010

mukjizat itu adalah al quran

manusia itu rumit, begitu yg saya dengar.

manusia memang rumit ketika diciptakan, walau pun bukan mesin, manusia adalah sistem terumit di dunia.

sebuah arloji, adalah mesin yg rumit, tapi produsen pembuat arloji memberikan panduannya melalui buku petunjuk penggunaan arloji, supaya arloji dapat berfungsi dgn baik dan tahan lama.

mesin jahit pun, memiliki panduannya. produsen mesin jahit tidak serta merta membiarkan barang produksinya tanpa sebuah buku petunjuk, maka dibuatkanlah buku petunjuk tersebut agar penggunanya dapat memperbaiki jikalau rusak dan merawatnya.

mesin cetak yg super besar juga masih memerlukan buku petunjuk, tapi bukan buku petunjuk saja yg diperlukan oleh mesin cetak besar, kalau perlu produsen pembuat mesin cetak besar itu mengirimkan engineeringnya (insinyur) agar pengoperasian mesin cetak besar dapat berjalan dgn baik dan benar sesuai buku petunjuk.

sama halnya dgn manusia, manusia lebih rumit dari mesin cetak besar itu, bahkan lebih rumit dari mesin jahit apalagi mesin arloji.

manusia ketika diciptakan memiliki buku panduannya, memiliki kitab penuntunnya, agar dalam menjalani kehidupan yg diberikan ini dapat menjalankannya dgn baik dan benar, bukan buruk dan paling benar.

adalah nabi adam hingga nabi muhammad sebagai insinyurnya, karena jikalau manusia hanya diberikan buku panduannya saja maka bukan kebenaran yg di dapat tapi ketimpangan, kenapa? karena buku panduan tersebut hanya bisa diterjemahkan oleh utusan-Nya, oleh insinyur-Nya yaitu dari nabi adam hingga nabi muhammad.

jadi salah besar jika manusia menganggap dirinya paling mengerti dalam menjalani kehidupan ini, salah besar jika manusia menganggap kehidupan yg diberikan ini adalah buah dari keinginannya ketika berada di dalam rahim.

terlalu naif seandainya manusia memiliki pengetahuan yg dapat menjangkau masa depan.

terlalu naif dan picik seandainya manusia masih menganggap dirinya akan hidup selama-lamanya.

salah satu mukjizat yg diberikan oleh Tuhan kepada nabi-nabinya adalah mukjizat fisik. contohnya nabi adam dapat mengarungi luasnya dunia ini dgn berjalan kesana kemari, karena menurut sejarah yg saya terima, nabi adam adalah nabi yg memiliki postur tubuh besar (raksasa) yg dapat digunakan utk menyeberangi laut, membelah hutan belantara dan bertemu dengan siti hawa walau pun memerlukan waktu 100 tahun lamanya.

mukjizat lainnya adalah nabi ibrahim yg dapat tahan dgn api, dan nabi-nabi yg lain, tongkat berubah jadi ular, atau nabi isa yg dapat menghidupkan manusia yg sebelumnya telah mati.

sedangkan nabi muhammad bukan saja air yg terpancar dari tangannya, tapi kitab yg dibawanya adalah sebuah mukjizat yg langsung turun dari Allah Swt.

bila nabi-nabi lainnya telah meninggalkan mukjizat tersebut di museum-museum yg telah ada, tapi nabi muhammad meninggalkan mukjizat yg justru di jadikan referensi, dijadikan imam, dijadikan panduan yg tidak ditinggal di museum sebagaimana nabi-nabi lainnya.

mukjizat nabi muhammad itulah al quran yg diturunkan oleh Swt kepada nabinya muhammad.

kitabnya adalah mukjizat yg ditinggalkan utk umatnya di dunia ini, setelah mukjizat-mukjizat lainnya ditarik dari kekuasaan nabi-nabi oleh Allah Swt.

maka, seharusnyalah manusia mengimami mukjizat terakhir tersebut, yaitu kitab al Quran, kitab yg diturunkan kepada nabinya Muhammad Saw. sebuah kitab yg membicarakan hal-hal yg akan datang, hal-hal yg belum dikenal oleh manusia, hal-hal yg ghaib yg belum di kenal oleh manusia (surga & neraka).

hamba, sujud kepada pembuat mukjizat itu, hamba turut dan patuh kepada mukjizat itu, walau pun hamba masih sangat jauh dari mukjizat itu...

ya Allah.. dekatkanlah hambamu ini. []

Sabtu, 07 Agustus 2010

kota santri

sudah 8 tahun, saya hidup nomaden, tanpa rumah permanen. bagaimana tidak nomaden, sejak mengikat janji sehidup semati dgn wanita jelita itu, hingga detik ini rumah impian setiap pasangan muda yg kami dambakan tidak pernah terwujud, akhirnya mengontrak merupakan suatu kebutuhan dan bukan kepentingan.

jika kami menganggap mengontrak adalah sebuah kepentingan, maka rumah bukanlah tujuan akhir kami, karena kami bukan saja menginginkan rumah yg layak huni atau rumah yg lengkap dgn segala perabotan lengkap lainnya laiknya perumahan elit di kawasan citra garden.

atau barangkali merupakan suatu kebutuhan jika kami hanya memerlukan perangkat perabot rumah tangga yg penting-penting saja, seperti kompor, panci utk memasak air atau wajan utk menggoreng telur. idealnya di lengkapi kasur empuk dan juga lemari utk meletakkan pakaian kami agar tidak kotor berdebu jika dibiarkan terlantar dan tergeletak di atas koran saja.

bukan seperti teman saya yg ketika berjuang di MLM sepanjang kariernya tidak pernah memiliki lemari pun, yap, baju jas yg biasa di pakai bila hendak seminar ya di taruh di kardus!

akhir-akhir ini saya harus pulang balik dari kota santri ke kota yg katanya seribu sungai (banjarmasin), asal diketahui, pulang balik itu pun tidak setiap hari saya lakoni tapi hanya seminggu 2 kali, itu pun bila saya diperlukan di kota santri maka saya harus segera pulang utk memenuhi hajat yg selama ini terpendam! suiit suiittt....

hidup di kota santri memang mengasyikkan, tempat yg saya tinggal memang bukan dibuat utk di tinggal laiknya rumah ideal pada awamnya, karena rumah itu adalah toko, yak rumah toko (ruko).

tapi alhamdulillah, di samping rumahnya lebih baik dari sebelumnya rumah yg saya tinggal, ruko ini lebih kondusif utk perkembangan aulia dan zubair, paling tidak, tempatnya bisa digunakan buat bermain sepuas-puas dan sebebas-bebasnya.

di samping itu, di empu rumah dan empu penyewa tidak pernah mempermasalahkannya.

lalu lalang orang berkupiah putih, makin menambah nuansa kota santri, di samping kulinernya yg beragam juga yg paling membuat saya betah adalah mesjid al karomahnya yg bikin mata saya adem hendak selalu mendatanginya. []

Senin, 02 Agustus 2010

Mengapa Ahmadiah Harus Dibubarkan?

Anda setuju Ahmadiah dibubarkan?
Sangat setuju!
Alasannya?
Banyak! Tapi saya cuma akan mengajukan satu alasan yang paling mendasar; terutama sehubungan dengan pernyataan mereka baru-baru ini. Dahulu, saya tidak setuju mereka dibubarkan. Sekadar diusik pun, saya tidak setuju; karena waktu itu saya masih berpikir bahwa mereka adalah bagian dari umat Islam. Kita dengan mereka hanya berbeda sedikit. Kalau bersama mereka Islam bisa maju, apa salahnya? Tapi itu dahulu! Sekarang penilaian saya atas mereka berubah.
Penyebabnya?
MGA antek Inggris  (?).
Tahun 2008  mereka melontarkan tuduhan bahwa Majelis Ulama dan semua pihak yang menyesatkan mereka pada dasarnya ingin mendirikan negara Syari'ah!
Apa yang salah dari tuduhan mereka?
Mereka, dengan cerdik atau licik, memainkan isu sensitif untuk menyelamatkan diri. Sejak saat itulah saya sadar bahwa mereka memang bukan bagian dari umat Islam.
Jelasnya?
Kalau mereka memang umat Islam, mengapa harus anti Syari'ah?
Karena mereka – mungkin – berpegang pada UUD kita, yang mengisyaratkan bahwa negara kita tidak akan menjadi negara agama apa pun.
Nah! UUD kita adalah satu hal, dan Syari'ah – lengapnya Syari'ah Islam – adalah hal yang lain. Di antara kedua hal ini ada perbedaan yang sangat besar dan mendasar.
Bisa anda uraikan?
UUD kita itu adalah peraturan yang dibuat manusia. Syari'ah itu adalah peraturan Allah. Yang pertama, UUD, bersifat relatif. Tidak mutlak. Sedangkan yang kedua, peraturan Allah, itu bersifat mutlak.
Saya sering mendengar jawaban seperti itu. Tapi, terus terang, saya tidak memahami maksudnya. Misalnya, kalau "peraturan Allah" itu bersifat mutlak, apakah itu berarti bahwa dia mutlak bisa mewujudkan kesejahteraan rakyat?
Pertanyaan bagus! Jawabannya, pertama, kita mengatakan peraturan Allah itu bersifat mutlak, karena berasal dari Dia Yang Mutlak. Jadi, logikanya, Dia tidak mungkin mem-berikan peraturan yang keliru atau salah kan?
Jawaban seperti itu juga sering saya dengar. Tapi, tampaknya itu hanya bersifat asumsi!
Ya, ya, bolehlah itu dikatakan ber-sifat asumsi. Hanya anggapan, khu-susnya anggapan orang Islam. Tapi, itu baru jawaban pertama. Yang kedua, sesuatu yang anda sebut sebagai asumsi itu sebenarya sudah teruji dalam sejarah. Rasulullah pernah menerapkannya, dan berhasil.
Jadi, maksud anda, UUD kita sebaiknya diganti saja dengan Syari'ah Islam, begitu?
Bila itu diperlukan, dan bisa memenuhi harapan rakyat tentang keadilan, kesejahteraan, dan lain-lain,  mengapa tidak?
Tapi, banyak orang mengatakan bahwa UUD itu sudah final. Sudah mewakili kehendak hakiki kita sebagai bangsa. Sebaliknya, Syari'ah Islam, itu kan hanya mewakili kehendak umat Islam. Itu juga tidak semua. Sebagian orang Islam kan juga tidak setuju penerapan Syari'ah Islam di negara kita ini.
Kalau memang UUD sudah final, mengapa harus diamandemen (= direvisi)? Dan ternyata sekali amandemen saja tidak cukup. Sekarang, kalau tak salah, sudah empat kali diamandemen! Itu adalah bukti bahwa peraturan yang dibuat manusia tidak akan pernah mencapai final. Masalah-masalah baru akan menuntut peraturan-peraturan baru. Sebaliknya, peraturan Allah, kita semua sepakat bahwa ia sudah final. Terlepas dari setuju atau tidak tentang penerapan Syari'ah Islam di negara kita, semua orang Islam sepakat bahwa peraturan Allah tidak boleh diamandemen. Dan, saya juga harus ingatkan keinginan (sebagian) orang Islam untuk menegakkan Syari'ah itu adalah hak asasi! Itu tidak bertentangan dengan undang-undang.
Tapi, keinginan itu kan bisa jadi ancaman bagi orang lain!
Tentu saja. Saya juga mengerti soal itu. Tapi, camkan! Umat Islam Indonesia yang ingin menegakkan Syari'ah itu  tidak akan melakukan kudeta. Tidak akan merebut kekuasaan!
Tapi, dengan jumlahnya yang besar, kan tetap saja suatu ketika mereka bisa memegang kekuasaan.
Ha ha! Sekali lagi saya katakan, saya mengerti soal itu. Sebaliknya, anda mengerti tidak bahwa pemikiran itu sebenarnya timbul di tengah orang-orang yang memahami hakikat demokrasi tapi takut kalah melalui aturan main demokrasi itu sendiri; sehingga mereka putar otak supaya bisa menang?
Maksud anda?
Bukankah dalam demokrasi kemenangan itu ditentukan oleh suara terbanyak? Bukankah, kenyataannya, umat Islam itu adalah bagian terbanyak dari bangsa ini? Jadi, apa salahnya bila umat Islam memegang kekuasaan  melalui jalur demokrasi? Melalui kehendak mayoritas rakyat negara ini?
Oh! Saya mengerti. Jadi, yang tidak bisa menerima kenyataan itu sebenarnya adalah orang-orang yang tidak demokratis?
Ya. Mereka adalah orang-orang yang hanya ingin membuat demokrasi sebagai sesuatu yang harus diresmikan sebagai aturan main. Tapi, di balik itu, mereka sebenarnya hanya melihat demokrasi sebagai  sebuah kiat pemenangan.
O, ya? Bagaimana pula penjelasan asumsi anda itu?
Itu bukan asumsi tapi kenyataan yang mudah dilihat dengan mata telanjang. Sayangnya, mata kita telanjang tapi otak kita terhalang tirai kegelapan.
Saya tidak mengerti maksud anda?
Sederana saja. Mayoritas rakyat Indonesia beragama Islam. Bila semua sepakat mau menerapkan demokrasi, dan bila semua rakyat yang beragama Islam,  misalnya, setuju dengan penegakan syari'ah Islam, bukankah mereka sudah pasti menang?
Ya, ya, pasti!
Nah! Untuk menggagalkan kemenangan demokratis itulah, pihak-pihak yang benci dan takut pada Islam pasti melakukan berbagai kampanye negatif (black campaigne),  untuk menjelek-jelekkan Islam, secara langsung maupun tidak; secara terangan-terangan maupun terselubung.
O, begitu ya?
Ya, di satu pihak begitu. Di pihak lain, umat Islam sendiri, para pemimpin dan mubalig Islam sendiri, kebanyakan tidak mampu mengkampanyekan Islam sebagai agama yang mampu melahirkan konsep-konsep pembangunan yang praktis dan bisa menyelamatkan bangsa. Kebanyakan mereka hanya berputar-putar di sekitar doktrin,  dogma, dan masalah-masalah ritual. Mungkin karena mereka memang tidak mengerti, maka mereka jarang membahas konsep politik dan ekonomi Islam, misalnya, yang sebenarnya potensial untuk menyejahterakan rakyat.
Apakah menurut anda orang-orang Ahmadiyah juga tidak memahami hal itu?
Saya yakin tidak. Kalau mereka memahami, mengapa harus memainkan isu penegakan  syari'ah Islam sebagai kiat untuk melawan umat Islam; yaitu dengan mengadu domba pendukung penegakan syari'ah dengan kaum nasionalis dan sekularis yang anti syari'ah Islam?
Mungkin karena mereka panik. Biasanya orang panik kan suka menggunakan cara apa saja, mungkin secara reflek, untuk menyelamatkan diri.
Ya. Tapi itu justru menegaskan pada saya bahwa mereka memang tidak layak mengaku umat Islam.
Mengapa?
Sejelek-jeleknya orang yang mengaku Islam, ia tetap mengakui bahwa ajaran Islam itu, dengan segala aspeknya, adalah benar. Dan sebaliknya, orang Islam yang baik, dalam keadaan apa pun, dia tetap memelihara harapan untuk menegakkan syari'ah Islam.
Benar juga. Saya juga merasakan hal yang anda sebutkan terakhir itu; yang bila dihubungkan dengan sebuah hadis, hal itu adalah gambaran dari iman yang lemah; karena hanya berbentuk harapan.
Sebuah harapan, hanya harapan, memang bisa dikatakan sebagai sesuatu yang lemah. Tapi, bukankah harapan itu adalah dasar kekuatan hidup?
Artinya, bila harapan itu bukan harapan kosong, suatu saat bisa muncul menjadi kenyataan?
Kenapa tidak?
Jadi, menurut anda, umat Islam bisa muncul sebagai penguasa negeri ini?
Mengapa tidak? Umat Islam adalah umat mayoritas. Sejak awal perjalanan sejarah kemerdekaan bangsa ini, umat Islam adalah penanam saham terbesar. Bila umat Islam tidak bisa tampil melalui jalur demokrasi formal, bisa jadi akan muncul lewat jalur yang lain. Mungkin lewat jalur hukum alam.
Maksud anda?
Mungkin  melalui hukum alam seperti yang dikatakan Darwin: survival of the fittes. Siapa yang paling tangguh, dialah yang bisa bertahan. Maksud saya, bila semua konsep kenegaraan sudah dicoba dan terbukti gagal – dalam menyejahte-rakan rakyat, misalnya –  dan yang belum dicoba adalah Syari'ah Islam, apakah tidak ada kemungkinan bahwa Syari'ah Islam, pada akhirnya, akan atau harus dicoba juga?
Ya, ya, bisa jadi! Tapi mungkin waktunya lama sekali ya, karena Setan akan selalu membisikkan konsep-konsep lain untuk menjegalnya kan?
Anda benar. Tapi pada saat orang-orang shalih sudah muncul ke permukaan, mampu membuka mata rakyat yang selama ini selalu dibuta-kan, dan mereka bisa memegang kendali kekuasaan, Setan akan tidak berdaya lagi.
Siapa yang anda maksud orang-orang shalih itu? Apakah semacam satria piningitnya orang Jawa, atau imam mahdinya Syi'ah dan Ahmadiyah, atau malah seperti messiasnya Yahudi?
Pada dasarnya, seperti dikatakan Rasulullah dalam sebuah hadis, mereka adalah orang-orang yang melakukan perbaikan di tengah orang-orang yang melakukan pengrusakan. …
Kedengarannya kok seperti begitu umum?
Tidak juga. Karena, masih dalam hadis yang sama, Rasulullah juga menegaskan bahwa mereka itu adalah orang-orang yang menegak-kan Sunnah Rasul di tengah orang-orang yang berusaha mematikannya.
Kalau begitu, berarti mereka itu dari kalangan umat Islam juga ya?
Tentu saja. Memangnya ada pihak lain yang ingin menyelamatkan umat Islam, sehingga umat Islam bisa berhadap kepada mereka?
Tentu tidak. Tapi, sipakah mereka itu dari kalangan ulama?
Seharusnya begitu. Karena, kata Rasulullah pula, ulama adalah penerima warisan para nabi. Dan, kata beliau pula, para nabi tidak mewariskan harta. Mereka hanya mewariskan ilmu.
Wow, berarti mereka itu – yang anda sebut orang-orang shalih itu – adalah orang-orang yang menguasai ilmu warisan para nabi?
Ya!
Tapi, sebenarnya ilmu para nabi itu apa?
Banyak. Tapi yang terutama adalah ilmu yang berkaitan dengan akhlak dan penataan masyarakat.
Wah, nampaknya itu yang kita butuhkan sekarang! Tapi, kapan mereka akan muncul?
Kapan? Kalau menyebut waktu, saya tidak tahu apakah waktunya masih lama sekali atau malah sudah dekat sekali. Tapi, pertanyaan itu seharusnya diresapkan oleh mereka yang merasa mengemban amanah Rasulullah, amanah Allah. Kapan mereka bisa muncul sebagai penye-lamat umat yang sebenarnya sudah begitu lama merintih dan berteriak minta pertolongan.
Ya, ya. Mudah-mudahan mereka segera muncul. Tapi, obrolan kita sudah melebar nih!
Tidak juga; karena intinya saya hanya ingin menegaskan bahwa kebenaran ajaran Allah itu tidak terpisah dari hukum alam. Tidak terpisah dari hukum sebab-akibat. Karena itu, jangan terus menerus menyepelekannya, apalagi memper-mainkannya.
Apa hubungannya dengan obrolan kita tentang Ahmadiyah?
Mereka memainkan isu Syari'ah, menjadikannya sebagai tameng. Bisa jadi itu akan menyelamatkan mereka dari pembubaran. Tapi, seiring deng-an itu, luka lama akan berdarah lagi.
Maksud anda?
Kasarnya, umat Islam Indonesia akan berhadapan lagi dengan peme-rintah, sebagai lawan! Dengan kata lain, ini isyarat disintegrasi bangsa! Inilah yang membuat saya sangat marah pada Ahmadiyah. Dengan memainkan isu itu, taring kolonialis mereka jadi kelihatan kan?
Apa yang anda maksud taring kolonialis?
Gigi penjajah, yang kerjanya mengoyak persatuan. Divide et impera! Pecah-belah dan jajah!
O, begitu. Tapi, bukankah mereka dan para pembela mereka justru berpikir bahwa pembubaran Ahmadi-yah itulah yang mengancam integrasi bangsa?
Ya. Mereka berpikir bahwa penen-tangan kita terhadap Ahmadiyah berarti penentangan terhadap prula-ritas bangsa. Kata mereka, nanti setiap perbedaan paham akan dibasmi.
Menurut anda, itu tidak benar?
Sama sekali tidak. Kasus Ahmadiyah adalah kasus perusakan asas sebuah agama, bukan kasus perbedaan paham atau perbedaan tafsir seperti yang sering diocehkan mereka dan para pembela mereka.
Tapi intinya kan tetap sama. Ahmadiyah berbeda dengan kita, lalu kita menyalahkan mereka.
Bung! Ahmadiyah itu salah, bukan kita menyalahkan. Para pembela mereka yang tampil di televisi, seperti Moqsih Ghazali dari JIL dan Usman Hamid dari Kontras, misalnya; mere-ka menolak pembubaran Ahmadiyah, tapi tetap mengakui bahwa secara teologi mereka tidak setuju dengan Ahmadiyah. Artinya, dari segi teologinya, pada dasarnya mereka juga memandang Ahmadiyah itu salah.
Nah! Bukankah itu kehebatan mereka? Mereka mempunyai jiwa toleransi yang tinggi! Tidak bisakah kita bersikap seperti mereka?
Ha ha! Jiwa toleransi yang tinggi, atau malah kehilangan rasa memiliki Islam, sehingga merasa tak harus memelihara dan membelanya? Jika  sinyalemen saya yang benar, pantas-lah mereka tidak merasa terancam oleh teologi Ahmadiyah. Mereka tidak peduli apakah Islam mau tegak atau hancur di dunia ini! Dan, kalau bicara toleransi, hati-hatilah dengan istilah ini. Jangan sampai anda menyebut sikap permisif sebagai toleransi!
Maksud anda?
Coba anda perhatikan para pendu-kung Ahmadiyah itu. Orang-orang persnya, para anggota JIL, Wahid Institute, Kontras, dan banyak lagi lembaga serta LSM, yang tergabung dalam AKKBB, misalnya; bukankah mereka juga yang gigih menentang undang-undang antipornografi? Apa alasan mereka? Toleransi. Menen-tang UUAPP, alasannya toleransi. Membela Ahmadiyah, alasannya toleransi. Lama-lama, membiarkan koruptor berkeliaran juga bisa dibilang toleransi!
Lalu, menurut anda, toleransi itu apa?
Kita akan membiarkan apa pun yang baik dan benar menurut Islam. Kita akan mendukung siapa pun, lembaga apa pun, agama apa pun, yang berbuat baik dan benar menurut Islam. Bagi kita, bertoleransi (= membiarkan) saja itu belum cukup. Kita bertoleransi plus mendukung dan membela yang baik dan benar. Bila sebaliknya, otomatis kita tidak akan membiarkan dan akan menentang.
Jadi, menurut anda, toleransi Islam tidak bisa diberikan kepada Ahmadiyah?
Ya.
Mengapa?

MGA antek Inggris (?).
Klaim (pernyataan; pengakuan) mereka bahwa Mirza Gulam Ahmad (MGA) adalah nabi; adalah  masalah serius, masalah besar dan mendasar sekali.
Tapi, mereka kan ada dua aliran. Ada yang mengklaim MGA sebagai nabi, dan ada yang 'hanya' mengk-laim MGA sebagai pembaru.
Sama saja. Dalam ajaran mereka, apakah diklaim sebagai nabi atau pembaru, posisi  MGA itu sentral. Sangat menentukan. Sama seperti sentralnya peran Nabi Muhammad bagi kita. Dengan kata lain, MGA menggeser posisi Nabi Muhammad. Dan inilah kesalahan asasi (menda-sar) mereka.
Bisa anda gambarkan lebih jelas?
Gambaran sederhananya begini. Allah mengutus Nabi Muhammad untuk mengajarkan Al-Qurãn kepada kita. Selain itu, beliau juga bertugas memberikan contoh bagaimana penerapan Al-Qurãn itu dalam berbagai segi kehidupan. Beliau menjadi teladan bagi kita mulai dari bagaimana menjadi satu pribadi yang Qurãni, suami yang Qurãni, ayah yang Qurãni, tetangga yang Qurãni, anggota masyarakat yang Qurãni, pemimpin yang Qurãni dan …
Tunggu! Tunggu! Saya sering mendengar Nabi Muhammad disebut sebagai Al-Qurãn berjalan atau the living Qurãn. Selama ini saya hanya membayangkan satu sosok pribadi yang eksklusif (khas; istimewa). Satu gambaran pribadi yang hanya bisa dimiliki oleh seorang rasul, dan tidak bisa dimiliki oleh orang-orang biasa seperti kita. Tapi yang anda sebut barusan kok terdengar lain. Anda seperti hendak mengatakan bahwa apa yang melekat pada diri Rasulullah juga bisa ada pada diri kita!
Memang! Saya berani mengatakan bawa "hampir" seluruh kepribadian Rasulullah – yang tidak lain merupa-kan perwujudan dari Al-Qurãn –  sebenarnya bisa menjadi milik kita, bakan sebenarnya memang harus menjadi milik kita.
Benarkah?
Bukankah Allah sendiri menegas-kan – misalnya  dalam surat Al-Ahzab ayat 21 – bahwa Rasulullah itu adalah uswah hasanah alias contoh terbaik?
Contoh terbaik dalam hal apa?
Dalam satu hal saja. Yaitu penerapan Al-Qurãn ke dalam berbagai segi kehidupan!
Itu sih banyak hal, bukan satu hal!
Ha ha! Yang saya maksud satu hal itu adalah Al-Qurãn, yang berfungsi sebagai pedoman hidup. Nah, kalau kita bicara pedoman atau petunjuk, kita harus ingat bahwa ini adalah sesuatu yang gaib atau abstrak.
Gaib atau abstrak? Maksud anda?
Karena pedoman itu adalah teori.
Saya belum mengerti.
Allah menurunkan Al-Qurãn sebagai pedoman hidup, sebagai teori untuk menjalani kehidupan.
Soal itu saya mengerti. Tapi tadi anda mengatakan pedoman itu abstrak, atau teori itu abstrak. Bila teori yang anda maksud adalah Al-Qurãn, maka Al-Qurãn itu abstrak. Begitu?
Persis! Tapi, harap dicatat bahwa yang saya maksud abstrak di sini bukan kabur atau samar, tapi pasang-an dari konkret.
Pasangan? Bukan lawan?
Lawan yang juga berarti pasang-an! Seperti lawan jenis kita adalah pasangan kita kan?
Oh, ya, ya!  Terus, dalam konteks Al-Qurãn?
Al-Quṛn sebagai sebuah teori Рyang otomatis abstrak Рdiajarkan kepada kita lengkap dengan pasangannya, yaitu Rasulullah.
Jadi, maksud anda Rasulullah itu pasangan Al-Qurãn?
Ya, karena beliau itu konkret (nyata) kan?
Oh begitu. Jadi, Al-Qurãn yang abstrak berpasangan dengan Rasulullah yang konkret, sehingga keduanya saling melengkapi, seperti kita dengan pasangan jenis kita?
Benar! Di situ kita bisa melihat dengan jelas betapa pentingnya posisi Rasulullah. Karena beliau adalah pasangan Al-Qurãn, maka tentu saja Al-Qurãn tidak bisa dipisahkan dari beliau, dan beliau tidak bisa dipisah-kan dari Al-Qurãn. Bila hal ini kita tinjau dari sudut pandang teori ilmu (epistemologi), Al-Qurãn itu adalah gagasan, dan Rasulullah adalah pembuktiannya.
Oooh. Jadi karena itulah rupanya orang menyebut Rasulullah sebagai Al-Qurãn berjalan atau Al-Qurãn yang hidup!
Benar. Karena tanpa Rasulullah, Al-Qurãn tidak bisa jalan, tidak bisa hidup; karena hanya akan tinggal menjadi sebuah teori, menjadi sesuatu yang abstrak.
Ya, ya. Sekarang saya mengerti. Tapi, dari mana anda mendapat pengetahuan ini? Maksud saya, apa rujukan anda? Kalau tadi anda menyebut teori ilmu atau epistemo-logi, yang setahu saya dipelajari terutama oleh para mahasiswa di jurusan filsafat, apakah anda juga menjadikan filsafat sebagai rujukan?
Ha ha! Saya memang belajar filsafat, sedikit. Dan itu membantu saya untuk menyadari bahwa Al-Qurãn, pada satu sisi, adalah juga sebentuk filsafat. Dan sebagai sebentuk filsafat, Al-Qurãn memiliki keistimewaan yang tidak tertandingi filsafat-filsafat lain.
O, ya? Di mana letak keistimewa-annya?
Harap dicatat. Saya bicara dalam konteks studi banding. Yaitu mem-bandingkan Al-Qurãn sebagai seben-tuk filsafat dengan filsafat-filsafat lain. Sebutlah mulai dari filsafat idealis yang dikomandani Plato, dan filsafat naturalis yang dirintis Aristoteles. Semua sibuk dan seru berdebat. Katakanlah sejak abad ke-5 sebelum Masehi sampai sekarang; mereka terus berdebat tentang permasalahan di seputar teori pengetahuan. Mereka jungkir balik membahas definisi pengetahuan dan konsep-konsep yang berkaitan dengannya; sumber-sumber dan kriteria pengetahuan; jenis-jenis pengetahuan yang mungkin dan sampai tingkat mana masing-masing menjadi pasti; dan hubungan yang pasti antara orang yang tahu dan obyek yang diketahuinya. Dan seterusnya. Dan, mungkin karena kesibukan itulah, mereka lupa satu hal yang terpenting. Yaitu bahwa pengetahuan (ilmu) harus bisa menjadi pedoman hidup. Bahkan lebih dari itu!
Lebih dari itu? Maksud anda?
Lebih dari sekadar pedoman hidup! Ilmu juga harus menjadi sebuah sistem.
Menjadi sistem? Maksud anda sistem apa?
Anda bisa sebut dia sistem peradaban, atau sistem kebudayaan, atau apa lah. Itulah Islam.
Bila konteksnya adalah peradaban atau kebudayaan, apakah Islam bisa melahirkan sistem sosial, politik, dan ekonomi, misalnya?
Bisa, dan sudah. Rasulullah sudah menerapkannya di Madinah.
O, ya? Anda tahu dari mana?
Dari Al-Qurãn, Hadîts, buku-buku sejarah Islam, dan lain-lain. Khusus tentang sejarah, anda bisa kaji satu dokumen penting yang menggam-barkan bagaimana Rasulullah merancang sebuah sistem sosial dan politik.
Dokumen apa itu?
Piagam Madinah.
Piagam Madinah? Apakah itu yang menghilhami Piagam Jakarta?
Soal itu saya tidak tahu. Tapi Piagam Madinah itu sebuah dokumen otentik, yang dibuat Rasulullah. Di situ Rasulullah memberi contoh bahwa Islam bisa melahirkan sebuah sistem politik.
O, begitu ya? Tapi sekali lagi, kita sedang membicarakan Ahmadiyah. Apa hubungan pembahasan anda tentang Rasulullah itu dengan Ahmadiyah?
Saya hanya ingin menegaskan betapa pentingnya posisi Rasulullah, Nabi Muhammad saw, dalam Islam. Beliau tidak bisa digantikan oleh siapa pun, bahkan digeser sedikit saja pun, tidak bisa! Sementara itu, Ahmadiyah, apa yang mereka lakukan?Mereka menawarkan Mirza Ghulam Ahmad sebagai pengganti atau penggeser posisi Nabi Muhammad!
Menurut anda, itu kesalahan besar?
Sangat besar, mendasar, dan kare-na itu mereka tidak bisa ditoleransi! Lebih-lebih lagi bila diingat sejarah mereka yang berjalin berkelindan dengan politik pecah-belah dan jajah. Mereka itu penyakit yang ditebarkan penjajah di tengah umat Islam.
Meskipun, misalnya atau kenyata-annya, mereka itu berperilaku baik dalam masyarakat, bahkan seperti ditulis dalam buku Tuanku Rao, mereka berjasa besar, misalnya, dalam menerjemahkan Al-Qurãn ke banyak bahasa dunia?
Harap anda catat! Kebaikan itu – apa pun bentuknya – harus berpijak pada kebenaran. Saya kasih contoh yang ekstrim ya! Ada orang yang mengatakan Iblis tidak mau sujud kepada Adam karena – katanya! – jiwa tauhidnya sangat tinggi. Sepintas, alasan itu bagus. Tapi, kalau benar alasannya begitu, alasan itu bersifat subyektif. Tegasnya, alasan itu pada dasarnya tetap saja bernapaskan pembangkangan, pemberontakan. Padahal, jiwa tauhid hanya cenderung pada kepatuhan terhadap Allah. Selain itu, harap dicatat juga bahwa alasan Iblis menolak perintah Allah bukanlah karena jiwa tauhidnya, tapi semata-mata karena dia menilai Adam lebih rendah dari dirinya. Itu jelas disebut-kan Allah dalam surat Al-A'raf ayat 12.
Sekali lagi, apa hubungannya dengan Ahmadiyah?
Mereka harus punya argumen yang amat sangat kuat untuk bisa memak-zulkan Nabi Muhammad dari kedudukan beliau sebagai Al-Qurãn berjalan, dan sebagai uswatun hasanah bagi kita. Artinya, cobang doong bikin studi banding yang ilmiah dan matang dalam menimbang posisi Nabi Muhammad dan Mirza Ghulam Ahmad. Jangan hanya mengandalkan zhann (praduga; perasaan), yang kata Allah tidak akan mampu menyampaikan kita pada kebenaran. (Surat Yunus ayat 36).***
(sumber: http://ahmadhaes.wordpress.com/2010/07/31/mengapa-ahmadiah-harus-dibubarkan/)

Senin, 26 Juli 2010

Apa Kata Mereka (Liberalist) Tentang Pluralisme ?


Kelompok liberal mempropagandakan pluralisme adalah persamaan agama, inilah fakta-faktanya

Nurcholis Madjid :

"Sebagai sebuah pandangan keagamaan, pada dasarnya Islam bersifat inklusif dan merentangkan tafsirannya ke arah yang semakin pluralis. Sebagai contoh, filsafat perenial yang belakangan banyak dibicarakan dalam dialog antar agama di Indonesia merentangkan pandangan pluralis dengan mengatakan bahwa setiap agama sebenarnya merupakan ekspresi keimanan terhadap Tuhan yang sama. Ibarat roda, pusat roda itu adalah Tuhan, dan jari-jari itu adalah jalan dari berbagai Agama. Filsafat perenial juga membagi agama pada level esoterik (batin) dan eksoterik (lahir). Satu Agama berbeda dengan agama lain dalam level eksoterik, tetapi relatif sama dalam level esoteriknya. Oleh karena itu ada istilah "Satu Tuhan Banyak Jalan"." (Buku Tiga Agama Satu Tuhan, Mizan, Bandung, 1999, hal. xix.)

Ulil Abshar Abdalla :

Semua agama sama. Semuanya menuju jalan kebenaran. Jadi, Islam bukan yang paling benar." (Majalah GATRA, 21 Desember 2002).

Sumanto Alqurtuby

"Jika kelak di akhirat, pertanyaan di atas diajukan kepada Tuhan, mungkin Dia hanya tersenyum simpul. Sambil menunjukkan surga-Nya yang mahaluas, di sana ternyata telah menunggu banyak orang, antara lain, Jesus, Muhammad, Sahabat Umar, Ghandi, Luther, Abu Nawas, Romo Mangun, Bunda Teresa, Udin, Baharudin Lopa, dan Munir!" (Sumanto Al Qurtuby, Lubang Hitam Agama, Rumah Kata, Yogyakarta, 2005, hal. 45).

Budhy Munawar Rahman

Karenanya, yang diperlukan sekarang ini dalam penghayatan masalah pluralism antaragama, yakni pandangan bahwan siapapun yang beriman – tanpa melihat Agamanya apa—adalah sama di hadapan Allah SWT. Karena, Tuhan kita semua adalah Tuhan Yang Satu (Budhy Munawar Rahman, Wajah Liberal Islam Indonesia sub judul : Basis Teologi Persaudaraan Antaragama)

Sukidi

" Dan konsekuensinya, ada banyak kebenaran (many truths) dalam tradisi dan agama-agama. Nietzche menegasikan adanyanya "kebenaran tunggal" dan justru bersikap afirmatif terhadap banyak kebenaran . Mahatma Ghandi pun seirama dengan mendeklarasikan bahwa semua agama – entah Hinduisme, Budhaisme, Yahudi, Kristen, Islam, Zoroaster, maupun yang lainnya asalah benar.Dan konsekuensinya , konsekuensinya, kebenaran ada dan ditemukan pada semua agama…. Karena itu mari kita memproklamasikan kembali bahwa pluralism agama sudah menjadi hukum Tuhan (sunnatullah) yang tidak mungkin berubah. (Sukidi , Jawa Pos , 11/1/2004)

(Sumber : Pluralisme Agama Haram , Adhian Husaini, MA)

Kamis, 15 Juli 2010

10 Fakta Menarik Tentang Paul Si Gurita Peramal

Paul dikenal karena ramalan-ramalan pertandingan Piala Dunia 2010 Afrika Selatan yang jitu. Namun, tak banyak orang tahu siapa Paul sesungguhnya. Berikut adalah sepuluh fakta tentang gurita berusia dua tahun tersebut seperti dilansir oleh Telegraph.
 
http://www.kompas.com/data/photo/2010/07/08/0635121p.jpg
 

1. Gurita jantan kelahiran Inggris

Sekalipun sekarang hidup di Akuarium Sea Life Centre, Oberhausen, Jerman, Paul lahir di Weymouth, Inggris, dan dipindahkan dari Weymouth Sea Life Park (ke Jerman).

Seorang staf di Weymouth Sea Life Park, Fiona Smith, yang pernah mengurus Paul mengatakan, "Ia tak pernah membuat prediksi apa pun ketika masih di sini. Namun, mungkin ia menunggu turnamen besar seperti Piala Dunia untuk menampilkan kemampuannya itu."

2. Diburu manusia

Seorang juru masak Argentina, Nicolas Bedorrou, begitu marah ketika Paul secara tepat memperkirakan bahwa kesebelasan negaranya akan dikalahkan Jerman pada perempat final Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Ia bahkan mengancam akan memburu Paul untuk dimasak.

"Kami akan memburunya dan menempatkannya di atas kertas. Kami kemudian akan memukulinya untuk membuat dagingnya lunak dan kemudian memasukkannya dalam air mendidih," kata Bedorrou.

3. Berita besar

Prediksi Paul telah mengundang perhatian banyak orang karena sebuah stasiun televisi Jerman, NTV, mulai rajin menyiarkan secara langsung prediksi pertandingan Paul, dengan dua reporter berdiri di sebelah akuariumnya sehingga mereka bisa membuat pemirsa mengetahui bagaimana Paul melakukan prediksinya.

4. Selebriti terbesar di Oberhausen

Paul merupakan hal paling populer di Oberhausen, sebuah kota, yang menurut Wikipedia, seluas 77 kilometer persegi dan berpenduduk 214.000 jiwa. Selama ini, kota itu hanya dikenal karena memiliki pusat perbelanjaan terbesar di Jerman, Centro.

5. Akurasi ramalan yang nyaris sempurna

Paul mulai meramal hasil pertandingan sejak Piala Eropa 2008 Swiss-Austria dan ia meramal enam pertandingan Jerman, dengan empat di antaranya benar. Ia menyebut Jerman akan memenangi semua pertandingan. Faktanya, Jerman kalah dari Kroasia.

Pada Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, sejauh ini, semua ramalan Paul tentang Jerman benar, termasuk soal mereka akan kalah dari Spanyol pada babak semifinal.

6. Bisa membuat Anda kaya

Dengan ramalan seperti itu, Anda bisa mengandalkan ramalan-ramalannya sebelum bertaruh.

7. Hewan cerdas

Gurita adalah hewan cerdas dan terbukti memiliki ingatan kuat. "Gurita biasa seperti Paul sangat cerdas. Kami menyamakan kecerdasan mereka dengan anjing dan mereka menyukai masalah dan suka menyelesaikannya," kata Fiona Smith.

8. Selebriti di Facebook dan Twitter

Paul menjadi salah satu topik pembicaraan paling marak di situs jejaring sosial. Frase "Paul the Octopus" dan "Pulpo" (bahasa Spanyol untuk Gurita) masuk sepuluh besar Twitter dunia.

9. Tanpa rekayasa

Paul memprediksi hasil pertandingan dengan membuka tutup salah satu dari dua wadah makanan di akuariumnya. Staff Oberhausen Sea Life Centre, Tanja Munzig, membantah dugaan bahwa ada sesuatu yang diletakkan di salah satu wadah. "Tak ada tipuan. Makanan sama dan segalanya di kedua wadah itu sama, kecuali benderanya," kata Munzig.

10. Tak takut ancaman pembunuhan

Menurut pengawasnya, Oliver Walencak, Paul tak takut diancam suporter Argentina yang menyalahkannya atas tersingkirnya Lionel Messi dkk dari Piala Dunia 2010 karena kalah 0-4 dari Jerman.


Sumber :
bola.kompas.com

Minggu, 11 Juli 2010

DEMOKRASI: SEBUAH KEBEBASAN YANG KEBABLASAN

Sebagai anak kandung ideologi kapitalisme, ide demokrasi meniscayakan sebuah kebebasan yang dikuasai penuh oleh elit politik, elit partai atau elit yang memiliki duit (modal/capital). Masih satu keluarga dengan sekulerisme, demokrasi pun meniadakan campur tangan agama terhadap pengurusan demokrasi itu sendiri (Negara). Lantas apa sebenarnya demokrasi? Dengan logika antitesis, lawan kata demokrasi adalah totaliter. Jika tidak demokratis, pasti totaliter. Totaliter sendiri memiliki kesan buruk, kejam, bengis, sehingga negara-negara komunis sekalipus tidak ketinggalan ikut memakai istilah demokrasi, walaupun diembel-embeli sebagai "Demokrasi Sosialis (sosdem)" atau "Demokrasi Kerakyatan". Dalam kaitannya dengan masalah ini, UNESCO pada tahun 1949 menyatakan: "…mungkin untuk pertama kali dalam sejarah, demokrasi dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajar untuk semua sistem organisasi politik dan sosial yang diperjuangkan oleh pendukung-pendukung yang berpengaruh…" 

Sejak memudarnya kejayaan Imperium Romawi (abad ke-3 M), gereja Kristen mulai masuk ke arena kekuasaan politik. Kaisar Konstantin, penguasa Romawi yang pertamakali memeluk agama Kristen, menggabungkan kekuasaan negara dengan urusan gereja sehingga pihak gereja memiliki peranan besar dalam pengambilan keputusan politik. Kerajaan-kerajaan lokal mulai muncul di Eropa sejak tahun 476 M. Seperti halnya Romawi, gereja turut menjadi penentu dalam sepak-terjang penguasa kerajaan. Para bangsawan dan politikus--yang umumnya dari keluarga kaya--menjadi boneka yang dikendalikan penuh oleh gereja. Tetapi karena ajaran Kristen tidak mengatur urusan kenegaraan, gereja membuat berbagai fatwa menurut kemauan mereka sendiri dan hal itu diklaim sebagai wewenang yang diterimanya dari Tuhan. Tidak heran jika sosok kerajaan-kerajaan Eropa saat itu lebih mirip dengan Imperium Romawi Kuno yang paganistis dan belum mengenal agama.

Gereja memiliki supremasi yang sangat tinggi hampir dalam setiap urusan. Para pemuka gereja diyakini sebagai satu-satunya pihak yang berhak berkomunikasi langsung dengan Tuhan, dan hasil "komunikasi" itu diajukan kepada penguasa kerajaan untuk ditetapkan sebagai keputusan politik. Eropa memiliki sejarah yang cukup berdarah mengenai hal ini : ribuan wanita dibunuh ketika gereja mencap perempuan sebagai tukang sihir , kaum ilmuwan yang tidak setuju dengan pendapat gereja harus rela dipenjara atau bahkan dibunuh (seperti yang menimpa Galileo Galilei dan Nicolaus Copernicus), perampasan tanah milik rakyat untuk dibagi-bagikan kepada penguasa dan pemuka gereja, sampai orang yang hendak matipun tak luput dari pemerasan oleh gereja. Pendapatan terbesar gereja berasal dari penjualan Kunci Surga (Keys to Heaven), yaitu menjual surat pertobatan kepada orang-orang yang hendak meninggal. Dengan membayar sejumlah uang, gereja meyakinkan orang tersebut bahwa dosa-dosanya telah diampuni dan boleh memasuki surga.

Kelaliman gereja (yang difasilitasi oleh penguasa), kekalahan telak pasukan salib dari tentara Khilafah Islamiyyah, dan kegeraman para pemikir Eropa kepada gereja, menumbuhkan benih-benih pemberontakan pada abad ke-14. Hal ini juga disebabkan oleh gencarnya penerjemahan buku-buku berbahasa Arab ke dalam bahasa Latin Eropa sejak abad ke-10 yang berpusat di Andalusia (Spanyol). Kegemilangan peradaban Islam telah memberi inspirasi kepada para pemikir Eropa untuk mendobrak kejumudan yang meliputi seluruh daratan Eropa saat itu, yang dikenal sebagai Dark Ages (Masa Kegelapan).

Pada tahun 1618 meletus perang sipil di seluruh daratan Eropa antara pendukung dan penentang supremasi gereja. Perang itu berlangsung selama 30 tahun dan menghabiskan sepertiga penduduk Eropa serta meruntuhkan sebagian besar kerajaan yang bercokol di Eropa. Perang terlama terjadi antara Perancis dan Spanyol sampai tahun 1659. Akibatnya, para pemikir terpecah menjadi 2 kelompok: 

1. yang mempelajari filsafat Yunani, disebut Naturalis, dan meyakini bahwa akal manusia mampu menyelesaikan semua persoalan;

2. yang berpihak pada gereja, disebut Realisme, dan meyakini ajaran gereja sebagai kebenaran.

Di Itali, dua kelompok ini dikenal sebagai Gulf dan Ghibelline, dan mereka saling berperang memperebutkan kekuasaan. Pertentangan panjang itu akhirnya dimenangkan oleh kelompok naturalis yang mendasarkan pemikirannya pada penyingkiran peran agama (Kristen) dari kehidupan negara, atau dikenal dengan sekularisme. 

Sekularisme benar-benar menggembirakan hati para filosof dan politikus. Tidak ada lagi gereja yang memenjarakan kebebasan berpikir mereka. Politik dan segala urusan duniawi telah menjadi sangat bebas nilai. Tidak ada satupun yang membatasi. Tidak nilai agama. Tidak pula nilai moral. Salahsatu lambang betapa liarnya dunia politik sekuler adalah buku karya Niccolo Machiavelli yang berjudul The Discourses on the First Ten Books of Livy dan The Prince. Salahsatu pilar pemikiran politiknya adalah: "….politik adalah sesuatu yang sekuler. Politik adalah pertarungan antar manusia untuk mencari kekuasaan. Semua orang pada dasarnya sama, brutal, dan egoisme politik harus mengikuti aturan universal yang sama untuk semua orang. Penguasa yang sukses harus belajar dari sejarah, harus mengamati para pesaingnya, dan mampu memanfaatkan kelemahan mereka."

Sekularisme tetap dianut hingga masa kini. Menteri Luar Negeri AS, Madeleine Albright, pada tanggal 23 Oktober 1997 di depan sivitas akademika Columbus School of Law, The Catholic University, Washington D.C. menyatakan: "Di AS, kita meyakini pemisahan gereja dan negara. Konstitusi kita merefleksikan ketakutan atas penggunaan agama sebagai alat penyiksaan, yang pada abad ke-17 dan 18 menyebabkan banyak orang melarikan diri ke daratan Amerika…" 

Sekularisme merupakan akar demokrasi. Dalam sistem politik yang sekularistik, dimana agama hanya menjadi "inspirasi moral dan alat penyembuhan" , kehendak akal manusia menjadi penentu semua keputusan. Dan inilah ciri yang utama dari demokrasi, yaitu menyerahkan keputusan politik kepada kehendak masyarakat (the will of the people), sesuai dengan pertimbangan akal manusia. []