saya hanyalah manusia biasa, yg banyak dipenuhi oleh salah dan khilaf, oleh karena itu jikalau ada postingan saya yg kurang berkenan di hati saudara pembaca sekalian, mohon dimaafkan lahir bathin, karena kebenaran hanya berasal dari Allah, dan kesalahana sepenuhnya ada diri saya...

Senin, 30 November 2009

forum di www.politikana.com (2)

Orang yang seagama dengan bush, banyak yang mencemooh bush, dan berani mengatakan bahwa bush tidak melaksanakan apa yang diinginkan Tuhannya bush, sebagaimana tertulis dalam kitabnya bush. Bush tidak melaksanakan tugas religiusnya di dunia sebagaimana manusia seagamanya memahami apa tugas religius itu.

Apakah Anda berani dan mau menyatakan bahwa Imam Samudera tidak berjalan di jalan Allah SWT ?

itu saja, tidak perlu rumit2.

Pedy Selasa, 19 Mei 2009 10:25

komentar diatas untuk saudara junaid

ichanx 23 jam yang lalu

duh... junaid bikin blunder pernyataan nih... =))

Pedy 23 jam yang lalu

junaid; 'standar'nya menafikkan realitas? orang yang melakukan peledakan atas siapapun dan atas nama apapun, baik atas orang beragama dan orang tidak beragama standarnya apa? standar apa yang dipakai orang-orang itu? ilmiah seperti kata anda tadi? atau?

Duh, ternyata yg menjadi kerisauan saya selama ini benar, komentar saya sedari awal memang multi tafsir bagi yg baca (korban sementara buat ndaru & pedy)… untuk itu mari kita putar sejenak roda waktu utk memahami apa yg ingin saya sampaikan(mudahan berkenan mengikuti, hehehe…)

Kondisi pertama:

Seperti yg sudah-sudah, setiap 2 hari sekali saya selalu ke warnet utk mengecek e-mail (kalau2 ada email penting disana) juga berselancar di dunia maya (internet), saya menemukan portal politikana asuhan Goenawan Mohamad ini, saya tertarik lantas ikut nimbrung di dalamnya, pun seperti yg sudah-sudah disitu saya melihat sebuah judul yg cukup menarik dua bola mata saya (Seperti Apakah Negara Syariah?), setelah saya buka ternyata penulis mempertanyakan spt apa sebenarnya konsepsi negara syariah sebenarnya. Pun juga seperti yg sudah-sudah kali ini tulisan saudara ichanx sepertinya meragukan negara syariah, bahkan membanding-bandingkan negara syariah seperti negara muslim yg telah ada (Apakah Iran? Ah.... musuhnya terlalu banyak (meskipun saya pengagum sosok Ahmadinejad). Negara ini butuh teman yang banyak, bukan musuh. Lagipula, Iran bermahzab Syiah yang jelas-jelas berbeda mahzab dengan Islam mainstream di Indonesia. Apakah Pakistan? Ah.... Rusuh melulu.... Apakah Turki Ottoman? Sama aja, akhirnya hancur...., maaf tulisan anda saya kutip).

Kondisi kedua:

Seperti biasa, wacana seperti apa negara syariah memang selalu menuai kontroversi, di sudut-sudut perbincangan dimana saja bila ada pihak2 yg mempertanyakan negara syariah seperti apa, maka beragam komentar pun turut mewarnai sidang perbincangan disana. Pun demikian seperti yg kita saksikan setelah beberapa hari ini di portal poiitikana (sejak tulisan saudara ichanx mengenai ‘Seperti Apakah Negara Syariah?’ di posting terhitung mulai tanggal 30 april 2009 sampai sekarang, udah lebih dua ratusan komentar), apakah ini wajar? Ya, memang wajar… seperti halnya demokrasi, demokrasi pun demikian (menuai kontroversi), maka tak jarang jika yg di wacanakan syariah (khilafah) seperti apa, maka jangan harap di sana akan sepi oleh pengunjung (paling tidak spt model tulisan saudara ichanx ini).

Kondisi ketiga:

Lalu apa yg salah? Saya tidak berani menyalahkan apa & siapa pun, wacana negara syariah (khilafah) memang masih menjadi wacana, tetapi selayaknya kita jangan lupa (bagi yg muslim & masih berkalimat syahadah), negara syariah pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad, selama kurun waktu itu negara syariah pernah berdiri dan mengayomi rakyatnya & setelah Nabi wafat pun masih diteruskan oleh sahabat2nya (saya tidak perlu merunut sejarah panjangnya ya.. takut kebosenan) hingga runtuh tahun 1924 yaitu khilafah terakhir Utsmaniyyah (seperti pernyataan saudara ichanx yg saya kutip dari tulisannya “Apakah Turki Ottoman? Sama aja, akhirnya hancur...”). dan sepertinya saya berkewajiban membeberkan para khalifah yg telah/pernah memimpin khilafah (negara syariah) lebih 13 abad (bagi yg belum mengetahuinya silakan baca & bagi yg bosan/udah pernah mbaca (muak) silakan melewati atau tutup mata saja!).

para khalifah pada masa khulafaur Rasyidin sebagai berikut:

1.Abu Bakar ash-Shiddiq ra (tahun 11-13 H/632-634 M)
2.'Umar bin khaththab ra (tahun 13-23 H/634-644 M)
3.'Utsman bin 'Affan ra (tahun 23-35 H/644-656 M)
4.Ali bin Abi Thalib ra (tahun 35-40 H/656-661 M)
5.Al-Hasan bin Ali ra (tahun 40 H/661 M)

Setelah mereka, khalifah berpindah ke tangan Bani Umayyah yang berlangsung lebih dari 89 tahun. Khalifah pertama adalah Mu'awiyyah. Sedangkan khalifah terakhir adalah Marwan bin Muhammad bin Marwan bin Hakam. Masa kekuasaan mereka sebagai berikut:

1.Mu'awiyah bin Abi Sufyan (tahun 40-64 H/661-680 M)
2.Yazid bin Mu'awiyah (tahun 61-64 H/680-683 M)
3.Mu'awiyah bin Yazid (tahun 64-68 H/683-684 M)
4.Marwan bin Hakam (tahun 65-66 H/684-685 M)
5.'Abdul Malik bin Marwan (tahun 66-68 H/685-705 M)
6.Walid bin 'Abdul Malik (tahun 86-97 H/705-715 M)
7.Sulaiman bin 'Abdul Malik (tahun 97-99 H/715-717 M)
8.'Umar bin 'Abdul 'Aziz (tahun 99-102 H/717-720 M)
9.Yazid bin 'Abdul Malik (tahun 102-106 H/720-724 M)
10.Hisyam bin Abdul Malik (tahun 106-126 H/724-743 M)
11.Walid bin Yazid (tahun 126 H/744 M)
12.Yazid bin Walid (tahun 127 H/744 M)
13.Ibrahim bin Walid (tahun 127 H/744 M)
14.Marwan bin Muhammad (tahun 127-133 H/744-750 M)

Setelah mereka, khalifah berpindah ke tangan Bani Umayyah yang berlangsung lebih dari 89 tahun. Khalifah pertama adalah Mu'awiyyah. Sedangkan khalifah terakhir adalah Marwan bin Muhammad bin Marwan bin Hakam. Masa kekuasaan mereka sebagai berikut:

I. Dari Bani 'Abbas 1.Abul 'Abbas al-Safaah (tahun 133-137 H/750-754 M)
2.Abu Ja'far al-Mansyur (tahun 137-159 H/754-775 M)
3.Al-Mahdi (tahun 159-169 H/775-785 M)
4.Al-Hadi (tahun 169-170 H/785-786 M)
5.Harun al-Rasyid (tahun 170-194 H/786-809 M)
6.Al-Amiin (tahun 194-198 H/809-813 M)
7.Al-Ma'mun (tahun 198-217 H/813-833 M)
8.Al-Mu'tashim Billah (tahun 218-228 H/833-842 M)
9.Al-Watsiq Billah (tahun 228-232 H/842-847 M)
10.Al-Mutawakil 'Ala al-Allah (tahun 232-247 H/847-861 M)
11.Al-Muntashir Billah (tahun 247-248 H/861-862 M)
12.Al-Musta'in Billah (tahun 248-252 H/862-866 M)
13.Al-Mu'taz Billah (tahun 252-256 H/866-869 M)
14.Al-Muhtadi Billah (tahun 256-257 H/869-870 M)
15.Al-Mu'tamad 'Ala al-Allah (tahun 257-279 H/870-892 M)
16.Al-Mu'tadla Billah (tahun 279-290 H/892-902 M)
17.Al-Muktafi Billah (tahun 290-296 H/902-908 M)
18.Al-Muqtadir Billah (tahun 296-320 H/908-932 M)
19.Al-Qahir Billah (tahun 320-323 H/932-934 M)


II. Dari Bani Buwaih


20.Al-Radli Billah (tahun 323-329 H/934-940 M)
21.Al-Muttaqi Lillah (tahun 329-333 H/940-944 M)
22.Al-Musaktafi al-Allah (tahun 333-335 H/944-946 M)
23.Al-Muthi' Lillah (tahun 335-364 H/946-974 M)
24.Al-Thai'i Lillah (tahun 364-381 H/974-991 M)
25.Al-Qadir Billah (tahun 381-423 H/991-1031 M)
26.Al-Qa'im Bi Amrillah (tahun 423-468 H/1031-1075 M)

III. dari Bani Saljuk

27. Al Mu'tadi Biamrillah (tahun 468-487 H/1075-1094 M)
28. Al Mustadhhir Billah (tahun 487-512 H/1094-1118 M)
29. Al Mustarsyid Billah (tahun 512-530 H/1118-1135 M)
30. Al-Rasyid Billah (tahun 530-531 H/1135-1136 M)
31. Al Muqtafi Liamrillah (tahun 531-555 H/1136-1160)
32. Al Mustanjid Billah (tahun 555-566 H/1160-1170 M)
33. Al Mustadhi'u Biamrillah (tahun 566-576 H/1170-1180 M)
34. An Naashir Liddiinillah (tahun 576-622 H/1180-1225 M)
35. Adh Dhahir Biamrillah (tahun 622-623 H/1225-1226 M)
36. al Mustanshir Billah (tahun 623-640 H/1226-1242 M)
37. Al Mu'tashim Billah ( tahun 640-656 H/1242-1258 M)

Setelah itu kaum muslimin hidup selama 3,5 tahun tanpa seorang khalifah pun. Ini terjadi karena serangan orang-orang Tartar ke negeri-negeri Islam dan pusat kekhalifahan di Baghdad. Namun demikian, kaum muslimin di Mesir, pada masa dinasti Mamaluk tidak tinggal diam, dan berusaha mengembalikan kembali kekhilafahan. kemudian mereka membai'at Al Muntashir dari Bani Abbas. Ia adalah putra Khalifah al-Abbas al-Dhahir Biamrillah dan saudara laki-laki khalifah Al Mustanshir Billah, paman dari khalifah Al Mu'tashim Billah. Pusat pemerintahan dipindahkan lagi ke Mesir. Khalifah yang diangkat dari mereka ada 18 orang yaitu :


1. Al Mustanshir billah II (taun 660-661 H/1261-1262 M)
2. Al Haakim Biamrillah I ( tahun 661-701 H/1262-1302 M)
3. Al Mustakfi Billah I (tahun 701-732 H/1302-1334 M)
4. Al Watsiq Billah I (tahun 732-742 H/1334-1354 M)
5. Al Haakim Biamrillah II (tahun 742-753 H/1343-1354 M)
6. al Mu'tadlid Billah I (tahun 753-763 H/1354-1364 M)
7. Al Mutawakkil 'Alallah I (tahun 763-785 H/1363-1386 M)
8. Al Watsir Billah II (tahun 785-788 H/1386-1389 M)
9. Al Mu'tashim (tahun 788-791 H/1389-1392 M)
10. Al Mutawakkil 'Alallah II (tahun 791-808 H/1392-14-9 M)
11. Al Musta'in Billah (tahun 808-815 H/ 1409-1426 M)
12. Al Mu'tadlid Billah II (tahun 815-845 H/1416-1446 M)
13. Al Mustakfi Billah II (tahun 845-854 H/1446-1455 M)
14. Al Qa'im Biamrillah (tahun 754-859 H/1455-1460 M)
15. Al Mustanjid Billah (tahun 859-884 H/1460-1485 M)
16. Al Mutawakkil 'Alallah (tahun 884-893 H/1485-1494 M)
17. al Mutamasik Billah (tahun 893-914 H/1494-1515 M)
18. Al Mutawakkil 'Alallah OV (tahun 914-918 H/1515-1517 M)

Ketika daulah Islamiyah Bani Saljuk berakhir di anatolia, Kemudian muncul kekuasaan yang berasal dari Bani Utsman dengan pemimpinnya "Utsman bin Arthagherl sebagai khalifah pertama Bani Utsman, dan berakhir pada masa khalifah Bayazid II (918 H/1500 M) yang diganti oleh putranya Sultan Salim I. Kemuadian khalifah dinasti Abbasiyyah, yakni Al Mutawakkil "alallah diganti oleh Sultan Salim. Ia berhasil menyelamatkan kunci-kunci al-Haramain al-Syarifah. Dari dinasti Utsmaniyah ini telah berkuasa sebanyah 30 orang khalifah, yang berlangsung mulai dari abad keenam belas Masehi. nama-nama mereka adalah sebagai berikut:

1. Salim I (tahun 918-926 H/1517-1520 M)
2. Sulaiman al-Qanuni (tahun 916-974 H/1520-1566 M)
3. salim II (tahun 974-982 H/1566-1574 M)
4. Murad III (tahun 982-1003 H/1574-1595 M)
5. Muhammad III (tahun 1003-1012 H/1595-1603 M)
6. Ahmad I (tahun 1012-1026 H/1603-1617 M)
7. Musthafa I (tahun 1026-1027 H/1617-1618 M)
8. 'Utsman II (tahun 1027-1031 H/1618-1622 M)
9. Musthafa I (tahun 1031-1032 H/1622-1623 M)
10. Murad IV (tahun 1032-1049 H/1623-1640 M)
11. Ibrahim I (tahun 1049-1058 H/1640-1648 M)
12. Mohammad IV (1058-1099 H/1648-1687 M)
13. Sulaiman II (tahun 1099-1102 H/1687-1691M)
14. Ahmad II (tahun 1102-1106 H/1691-1695 M)
15. Musthafa II (tahun 1106-1115 H/1695-1703 M)
16. Ahmad II (tahun 1115-1143 H/1703-1730 M)
17. Mahmud I (tahun 1143-1168/1730-1754 M)
18. "Utsman IlI (tahun 1168-1171 H/1754-1757 M)
19. Musthafa II (tahun 1171-1187H/1757-1774 M)
20. 'Abdul Hamid (tahun 1187-1203 H/1774-1789 M)
21. Salim III (tahun 1203-1222 H/1789-1807 M)
22. Musthafa IV (tahun 1222-1223 H/1807-1808 M)
23. Mahmud II (tahun 1223-1255 H/1808-1839 M)
24. 'Abdul Majid I (tahun 1255-1277 H/1839-1861 M)
25. "Abdul 'Aziz I (tahun 1277-1293 H/1861-1876 M)
26. Murad V (tahun 1293-1293 H/1876-1876 M)
27. 'Abdul Hamid II (tahun 1293-1328 H/1876-1909 M)
28. Muhammad Risyad V (tahun 1328-1339 H/1909-1918 M)
29. Muhammad Wahiddin II (tahun 1338-1340 H/1918-1922 M)
30. 'Abdul Majid II (tahun 1340-1342 H/1922-1924 M)

(sumber: berbagai literatur).

Dari uraian di atas (yg cukup panjang), setidaknya telah dipaparkan kalo negara syariah telah/pernah berdiri dan telah/pernah mengarungi berbagai zaman (ratusan bahkan ribuan tahun). Mana mungkin sebuah negara syariah yg terus berdiri (walau pun mengalami jatuh bangun) tanpa sebuah institusi? (halo saudara ichanx…? J)

Kondisi keempat:

Lantas dari ketiga kondisi di atas, saya jadi bertanya-tanya, mengapa syariah yg notabene-nya adalah representasi dari hakikat seorang hamba utk beribadah kepada Allah selalu dipertanyakan? Apakah syariah memang gak bener (gak konek dgn kehidupan) atau belum bener? (halo saudari ndaru…? J).

Bandingkan dgn demokrasi yg merupakan representasi kehendak orang banyak (perwakilan/parlementer) sebuah proses prosedural guna mengakomodir suara banyak utk membentuk sebuah negara (baik sosialisme (demokrasi kerakyatan) jg kapitalisme (demokrasi liberal)) tak jarang masih diterima akal bahkan tidak pernah dipertanyakan (kritisi habis-habisan)… (sungguh gak masuk akal!)

Mengapa kalian (ndaru & ichanx) begitu gigih mempertanyakan syariah (dlm bentuk negara khilafah) yg bersumber dari zat MAHA TAHU mana yg terbaik utk hambanya, dibanding dengan demokrasi yg sudah 100 % tercemar oleh berbagai kepentingan-kepentingan manusia (ini dituangkan menjadi regulasi UU beserta peraturan mengikat lainnya). Maka jangan heran jika kita menyaksikan tayangan di televisi akan terlihat begitu banyak terjadi penggusuran pedagang kaki lima oleh satpol PP (saya yakin, petugas Satpol PP sangat serba salah melakukannya, juga pedagangnya sangat kecewa --kalo bisa dikatakan marah-- dgn keputusan penggusuran itu), juga tayangan vulgar (pornografi/pornoaksi) yg membuat pemerkosaan & pelecehan seksual ‘ramai’ dimana-mana (bagaimana ingin menjaga akhlak jika tayangan spt ini terus mewarnai kotak televisi kita?), mereka berbicara HAM, sedang HAT (Hak Asasi Tuhan) tidak pernah mereka tunaikan, mereka berbicara emansipasi wanita, emansipasi spt apa? (Wanita menggantikan pria bekerja & pria menggantikan wanita hamil?), mereka berbicara “kita harus menegakkan keadilan dan kedamaian”, sedang keadilan & kedamaian thdp pemeluk agama lain di abaikan (kasus ahmadiyah).

“‘standar'nya menafikkan realitas?”

Aha, ini dia orang pragmatis! Jgn terlalu mengikuti keadaan mba, menangkap sesuatu hanya di depan mata saja. Problemnya adalah adanya perbedaan antara realitas (das sein) dan yg seharusnya (das sollen).

Kondisi kelima:

Apakah Anda berani dan mau menyatakan bahwa Imam Samudera tidak berjalan di jalan Allah SWT ?”

Satu hal yg membuat saya miris adalah ketika di sodorkan pertanyaan “jihad dengan cara bom bunuh diri, itu sama saja mati konyol.”, maka saya akan menjawab, “mengapa mati konyol, sepertinya anda baru dari kampung akhirat, jgn memvonis jihad dgn cara bom bunuh diri itu mati konyol, tergantung niatnya mas… jangan jadi Tuhan deh.”

Dan ternyata niat Imam Samudera memang jihad, ini dibuktikan dari setelah eksekusi kematiannya (jasad yg tersenyum & wangi yg menyebar jg berasal dr jasadnya). Setidaknya ini membuktikan jika niat mereka memang murni jihad (ditandai oleh gejala-gejala layaknya seseorang mati syahid di medan perang).

Maka saya bersaksi, mereka benar-benar berjalan di jalan Allah SWT.

Pernyataan di atas sekaligus mengklarifikasi komentar saya yg menimbulkan multi tafsir, mungkin ini tulisannya saya itu ya… (mungkin);

“stigma seperti apa coba, kalo yg ngomong "ngebom" itu Imam Samudera? bandingin yg ngomong presiden negara adidaya Amerika Serikat? Toh sama-sama ngomong "ngebom" toh?
maka dari itu saya ngomong, yg proporsional aja dulu (gak usah nyalahin agama), jgn langsung vonis agama gitu loch...”

Terkadang propaganda bahasa menjauhkan manusia dari kebenaran, dan saya akui memang tulisan saya di atas belum selesai alias gak lengkap.

gak usah jauh-jauh, ambil contoh kasus FPI yg menyerang AKKBB beberapa tahun lalu, mereka dituduh subversif (pemecah belah) karena melakukan kekerasan di muka umum bahkan dituduh teroris (preman berjubah --label yg diberikan oleh islam liberal), namun apa jadinya jika itu terjadi ketika para suporter sepakbola saling tawuran di jalan? Toh sama-sama menggunakan kekerasan toh…? Apakah itu berlaku juga bagi suporter bola? Saya hanya bisa terheran-heran menyaksikan stigma itu terjadi.

Ketidak adilan inilah yg saya rasakan, andaikan Bush dituduh teroris pun saya dukung, justru itu tidak terjadi, dunia nampaknya diam atas kekejamannya membantai 1 juta warga Irak! Ketika Imam Samudera hanya tinggal diam menunggu waktu hukuman eksekusi tiba, justru Bush di sambut dgn mulia oleh SBY walaupun harus menelan dana milyaran rupiah. Dimana letak keadilan?

Jika keadilan ada di demokrasi, mengapa rakyat miskin tidak pernah merasakan pendidikan tinggi?

Jika keadilan ada di demokrasi, mengapa Freeport seolah dibiarkan merampok berton-ton emas di papua?

Jika keadilan ada di demokrasi, mengapa wacana syariah selalu menjadi sasaran ‘empuk’ yg sudah out of date bahkan tak layak lagi mengelola negara?

Jika saudara ndaru konsisten dgn sikap pragmatisnya (realitas), saran saya adalah, jgn ragu untuk mengatakan juga bahwa demokrasi out of date, demokrasi juga gagal dlm usahanya mensejahterakan rakyat diseluruh dunia… demokrasi gagal memberikan keadilan dan kedamaian kepada semua pemeluk agama.

Itu menurut saya lebih bijak daripada harus terus membelalakan mata thdp syariah sedang ketika demokrasi nyata di depan mata sudah semakin rusak anda menutup mata…

Kondisi keenam:

Jika ramalan Nabi tentang akan berdirinya khilafah itu sudah semakin dekat, maka saya akan mempersiapkan diri utk menjadi bagian dari tentaranya, menjadi bagian dari martirnya… insya Allah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar