saya hanyalah manusia biasa, yg banyak dipenuhi oleh salah dan khilaf, oleh karena itu jikalau ada postingan saya yg kurang berkenan di hati saudara pembaca sekalian, mohon dimaafkan lahir bathin, karena kebenaran hanya berasal dari Allah, dan kesalahana sepenuhnya ada diri saya...

Senin, 14 Maret 2011

ngakak ember...

saya mau ngakak rasanya, kenapa? hahaha... setelah kejadian gempa bumi 8,9 sr yg menyebabkan tsunami menyapu kota besar setelah tokyo (kota miyagi dll) itu, ternyata masih saja ada penggemar miyabi yg menanyakan kabarnya.

betapa tidak saya ngakak, saat rakyat indonesia yg --katanya-- merasakan beban BBM yg kacau pengelolaannya itu oleh pemerintah, ternyata alam bawah sadar penggemar miyabi masih tidak bisa hilang dari ingatan.

coba bandingkan dgn kasus Ust. Abu Bakar Ba'asyir yg diseret dgn tuduhan dugaan terorisme, tidak ada satupun headline berita yg menanyakan kabar beliau, sekedar "say hello..." atau bagaimana umur setua itu masih saja di keroyok oleh hakim-hakim yg tidak tau malu!!

okelah, kalau dianggap saya berlebihan membandingkan kedua pihak di atas itu. tetapi seenggaknya rasa senasib sepenanggungan sebagai orang yg sama2 tinggal di tanah air indonesia agaknya lebih mendahulukan warga negara sendiri, dibanding warga negara lain --yg imbas perbuatan justru membuat sengsara remaja di indonesia.

hahaha... tunggu sebentar, saya mau ngakak lagi....

ehem, baiklah, sekedar informasi saja, Ust ABB menurut informasi yg ada sidang hari diwarnai oleh walk out oleh Ust ABB beserta tim pengacaranya, karena menolak kehadiran saksi secara teleconference, terang aja mana ada yg bisa di katakan valid bila kesaksiannya seperti itu.

apalagi bila itu memberatkan Ust ABB, wajar bila pendukung Ust ABB berteriak lantang "teleconference bohong!!" apa pun itu, kesaksian secara teleconference memang tidak di benarkan bila itu untuk memberatkan terdakwa.

inilah runyamnya sistem ala borjuis yg tidak berpihak kpd rakyat bawah yg termarjinalkan. utk sekedar membela orang yg masih "diduga" saja susahnya minta ampun, apalagi bila di dalamnya ada kepentingan yg memberatkan.

inilah negeriku, negeri kaum terlaknat yg tidak pernah memperhatikan para Ustadz yg salih, yg tidak pernah memperhatikan rakyat jelata yg tinggal di gerobak, yg tidak pernah memperhatikan aspirasi umat islam yg sedang di tindas oleh penjajah --yg katanya-- sahabat itu. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar