saya hanyalah manusia biasa, yg banyak dipenuhi oleh salah dan khilaf, oleh karena itu jikalau ada postingan saya yg kurang berkenan di hati saudara pembaca sekalian, mohon dimaafkan lahir bathin, karena kebenaran hanya berasal dari Allah, dan kesalahana sepenuhnya ada diri saya...

Selasa, 09 Februari 2010

jika bisa lambat, mengapa harus cepat?


senin pagi itu saya meluncur langsung dari banjarbaru ke banjarmasin. seperti biasa, pagi yg cerah tak tampak sedikit pun awan mendung yg menyiratkan akan hujan. gas tangan ini saya tarik dengan kencang agar tidak terlambat sampai di tujuan. tak dinyana, dikejauhan persis di depan pemeriksaan barang mobil tampak orang sedang menepikan kendaraannya, yap, hari polisi sedang razia. hahaha...

okelah, don't be panic.. sejurus kemudian sampailah di giliran saya menepikan kendaraan.

"selamat pagi pak?"

"pagi pak.."

"tolong lengkapi kaca spionnya ya.. bisa surat2 nya.."

ah, SIM mati udah 6 bulan, dalam hati saya membatin.

"loh, SIM nya udah mati nih?"

"iya pak, saya ga ingat.."

"kalau gitu sekarang bapak ikut sidang"

skenario polisi lantas seperti biasa,

"waduh, tapi saya udah terlambat ke banjarmasin, saya harus bolak balik banjarbaru
banjarmasin.."

"rumahnya dimana di banjar?"

"di kayu tangi pak, banjarbarunya di trikora.."

"ya udah kalo gitu kendaraannya di tinggal dulu.."

"saya harus kerja pak, ini udah telat.."

"ya, tapi SIM nya udah mati ini, bapak harus kami tilang, seandainya bisa diperpanjang kan ga gini urusannya.."

"wah, kalo untuk beberapa menit ngurus SIM sih bisa pak, tapi bapak tahu sendiri, institusi bapak kan selama ini memang gitu, berjam-jam... saya ga ada waktu untuk berjam-jam..."

"ya, udah kalo gitu ini kebijakan saya aja, tolong ntar SIM nya di perpanjang, saya ga tanggung jawab kalo ketangkep lagi di banjarmasin.."

"trus ga jadi di tilang?"

"ya, ini kebijakan saya sendiri sama kawan2 disini.."

"wah, makasih pak ya... bapak tugas dimana?"

"saya di liang anggang sinih.." sambil menunjukkan tag name di dadanya, WAJAR.

"sekali lagi makasih ya pak..."

"ni ada apa?" kawan polisi satunya nyeletuk dari belakang.

"ga masalah pak, lengkap pak.." polisi pertama menimpali.

akhirnya saya bisa lolos dengan aman dan yg pasti tanpa pungli (pungutan liar). dalam pikiran terlintas, ternyata anggota polisi memang mengakui bila kesatuannya dlm urus mengurus SIM memang terbilang lamban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar