saya hanyalah manusia biasa, yg banyak dipenuhi oleh salah dan khilaf, oleh karena itu jikalau ada postingan saya yg kurang berkenan di hati saudara pembaca sekalian, mohon dimaafkan lahir bathin, karena kebenaran hanya berasal dari Allah, dan kesalahana sepenuhnya ada diri saya...

Selasa, 08 Juni 2010

kematian

yg hidup pasti akan merasakan mati

setiap yg bernyawa akan musnah

keabadian terletak di fase kematian

kematian bukan akhir perjalanan hidup makhluk yg bernyawa

kematian adalah nasihat yg membisu

***

pertama kali saya menyaksikan kematian waktu sepupu saya mengalami kecelakaan di jalan.

menurut penuturan paman saya, anak laki satu-satunya itu meregang nyawa karena cincin di tenggorokkan lepas dari pipa.

waktu ajal menjemput (penuturan paman saya lagi) suaranya seperti sapi di sembelih.. ogrookkk... ogrookkkk.... wajar, karena tenggorokannya memang tersumbat oleh aliran darah yg mengucur dari pelukaan cincin pipa tenggorokan tadi sehingga kesulitan utk bernapas.

padahal, sepupu saya ini adalah anak laki satu-satunya yg dimiliki paman saya selain dua saudara perempuannya.

paman saya tetap ikhlas, inilah cobaan, inilah konsekuensi manusia yg bernyawa. hanya menunggu waktu kapan sang ajal itu akan datang, entah dengan cara seperti apa atau bagaimana pun bentuknya, manusia tidak pernah mengetahui.

tinggal manusia itu saja lah yg berusaha mempersiapkan diri sebaik dan seprima mungkin menyambut ajal yg kapan pun bisa datang menjemput.

setelah kejadian meninggalnya manusia itu saya berusaha memaknai kembali tentang kematian. bukan seperti kematian yg diajarkan di sekolah-sekolah atau di kampus-kampus bahwa kematian identik dengan lepasnya ruh dari jasad, melenggangnya nyawa dari tubuh manusia.

ah, kalo saya fikir itu masih sebentuk teori yg tidak terlalu jelas praktiknya. walau sebatas hanya teori, saya tidak pernah mendeteksi (praktik) bagaimana sebenarnya kematian itu. apakah ada yg pernah merasakan kematian lalu bangun dari kematiannya lalu di wawancarai ttg bagaimana kematian...??

aha! mati suri, tunggu, ini bukan seperti cerita film horor yg judulnya mati suri, tapi mati suri menurut definisi yg berkembang di masyarakat.

dan kisah-kisah seperti mati suri ini jamak kita temui di masyarakat. dari sini, kematian bisa di deteksi oleh panca indera manusia, karena serba terbatas, manusia hanya dapat menjangkau kematian pada batas penuturan orang yg telah lepas dari kematian (mati suri) tersebut, selebihnya tidak bisa.

nah, dari titik inilah perkembangan akan makna kematian dalam benak saya kian bertambah, bahwa kematian erat kaitannya dengan aktivitas manusia di dunia ini, jelas, bukan mati namanya kalo belum merasakan hidup. dari definisi kematian yg kian berkembang tersebut maka kehidupan yg dijalani ini akan serba sia-sia, itu kalau tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar