saya hanyalah manusia biasa, yg banyak dipenuhi oleh salah dan khilaf, oleh karena itu jikalau ada postingan saya yg kurang berkenan di hati saudara pembaca sekalian, mohon dimaafkan lahir bathin, karena kebenaran hanya berasal dari Allah, dan kesalahana sepenuhnya ada diri saya...

Rabu, 10 Maret 2010

mutualisme in habit

setiap yg berharga pasti akan di jaga

***

setiap yg ditinggal pasti akan di kenang

***

setiap takdir pasti memiliki jalannya sendiri

***

setiap kematian pasti meninggalkan nasihat

***

setiap kelahiran pasti membawa pengharapan

***

setiap kesunyian yg abadi pasti membawa introspeksi diri menuju kematian

***

setiap kehidupan pasti ada kelahiran

***

tidak ada yg abadi, tidak ada yg kekal di dunia fana ini, yg ada hanya kemunafikan manusia ketika membawa dunia jatuh ke hatinya

***

kehilangan selalu menyisakan penyesalan, waktu yg terbuang memang tak pernah kembali, waktu yg berlalu tiada guna selalu saja racun dikemudian hari

***

penyesalan itu pasti ada, setiap manusia memiliki perasaan bersalah, manusia tidak pernah mutlak benar sepanjang hidupnya

***

bagai tupai yg pandai melompat pasti pernah jatuh juga

***

cacing-cacing di tanah yg selalu mendengar jeritan bumi, burung-burung yg mendengar desiran angin, ikan-ikan yg senantiasa mengikuti arus air, mereka selalu mencoba mengikuti alam, mereka senantiasa mencoba mengikuti kodrat, mereka tak pernah lupa bahwa hidup mesti berjuang dan tunduk!

***

orang yg dikepalanya terjurai bulu merak berwarna warni itu lantas memaparkan wacana

"bagaimana tentang penebangan pohon dan perampasan hidup terhadap binatang-binatang liar yg mencari makan di hutan, apakah takdir mereka harus berakhir seperti ini? mereka di babat untuk dijadikan tusuk gigi, mereka yg hidup berkeliaran harus rela masuk kaleng mentah-mentah! sedang pelakunya menikmati adegan sadis itu semua!"

"...."

"mengapa kebisuan kita meninggalkan tanda tanya besar yg selalu saja tak pernah terjawabkan, siapa yg bisa menjamin kehidupan pepohonan yg harus memerlukan puluhan bahkan ratusan tahun utk berkembang tinggi hingga puluhan meter laiknya pencakar langit di hutan kota belantara itu harus berakhir tragis menjadi pasak-pasak yg dipasang di kolong rumah saja! sementara kalian semua menikmati hangatnya tetumbuhan yg di bakar pada waktu musim dingin tiba!?"

"..."

"manusia itu memang jahat!"

"Hei, jangan lupa, anda juga manusia lho.."

"maksud saya, manusia yg tidak pernah arif lagi bijaksana memperlakukan alam!"

"oh, oke..."

"mereka seenaknya 'mengamuk' di hutan, auman mesin buldozer yg memekakan telinga, suara gergaji mesin itu, oh... robohnya pepohonan, monyet, tupai, burung pelatuk yg tunggang langgang berlari menyelamatkan diri."

"bagaimana dgn orang yg tertimpa pepohonan, mereka korban juga.."

"diam! merekalah yg seharusnya dikorbankan, mengapa harus paru-paru dunia itu yg harus tumbang?"

"sinergitas!"

"ah, bahasamu terlalu sulit utk dimengerti, apakah orang kota mengerti hakikat kehidupan satwa liar yg ada di hutan? orang kota tahunya memanfaatkan danau, lembah, panorama alam hanya utk bisnis semata, utk penambangan liar yg tak beretika, di garap lalu ditinggalkan begitu saja tanpa rasa bersalah! inikah yg kalian maksudkan sinergitas itu?"

"sinergitas dlm artian, jika alam bisa memberikan kehidupan kpd umat manusia, maka manusia pun dpt beriringan hidup bersama alam.."

"tidak kah kalian mengerti wahai orang kota, jika alam terus saja kalian eksploitasi, apakah pernah kalian berfikir utk waktu puluhan tahun ke depan, akan seperti apa alam kita ini?"

"..."

"apa yg bisa kita sumbangkan utk kelestarian alam kita ini? jika setiap hari setiap jam satu per satu pohon tumbang?"

"..."

"oke, oke baiklah, agaknya saya terlalu banyak beretorika, mungkin kata-kata saya telah menyinggung perasaan anda, tapi sudahlah... jika saya tidak begini, bagaimana mungkin hutan kita terselamatkan dari tangan-tangan jahil manusia, coba anda bayangkan ketika alam telah bosan dengan kita seperti lirik lagunya Ebiet G Ade, bencana akan datang, banjir, gempa bumi, longsor! dan yg lebih para lagi, suhu bumi akan meningkat, tidak ada lagi hawa sejuk dari hutan, seluruh pernapasan dunia hilang, karena tabung oksigen telah kalian potong dengan paksa, ya... manusia telah memotong selang pernapasan itu! jika kita tidak mencegahnya mulai sekarang, lalu kapan lagi? sedangkan balok-balok es di kutub selatan dan utara sana dari hari ke hari terus meleleh, gunung yg tadinya di penuhi oleh salju abadi kini lenyap oleh sinar matahari yg panas menggantang! efek rumah kaca, pemakaian gas yg membuat lubang di atmosfir sana."

"..."

"mengapa diam?"

"saya sedang berfikir, bagaimana dgn manusia yg peduli dgn alam dgn cara menanam kembali bibit pohon yg memiliki potensi usia hingga ratusan tahun, seperti pohon jati dan lain sebagainya, bukankah patut di apresiasi sebagai bentuk rasa kepedulian terhadap kelangsungan ekosistem juga paru-paru dunia itu, jika saling harga menghargai adalah salah satu bentuk fair dlm menyikapi problem alam yg kian rusak ini, maksud saya biarlah perusahaan memanfaatkan potensi alam utk di produksi menjadi kayu-kayu berharga memancangkan gedung-gedung pencakar langit, atau membangun sarana jembatan, jalan, pagar-pagar rumah yg memungkinkan keamanan rumah, akankah itu merupakan bentuk sinergitas yg walaupun memerlukan waktu lama utk menumbuhkan kembali yg telah tumbang..."

"cukup, saya mengerti jalan pikiran anda, tapi porsentase yg peduli terhadap kondisi alam spt yg anda maksudkan tadi tidaklah banyak, bisakah tukang kebun mengembalikan habitat pohon burung pelatuk, atau sarang lebah madu yg telah menganggap rumah sendiri? kan tidak, atau jangan-jangan burung pelatuk menganggap rumahnya telah di renovasi oleh manusia, dan lebah tidak memliki kesempatan lagi mencari kuntum bunga yg bisa di sedot sari patinya utk menjadi madu, anda akan melihat madu akan berwarna hitam, karena tidak ada bunga lagi yg bisa di sedot sari patinya, sedang beruang tidak memliki makanan selain ikan saja, tidak ada yg bisa menetralkan perutnya ketika diare melanda..."

"oohh..."

"apakah tukang kebun bisa menjamin, dia tidak akan membuka lahan baru lagi sedang yg lama ditinggalkan begitu saja tak terurus lagi, kalau begitu caranya keseimbangan hutan antara makan dan dimakan tidak ada lagi, habitat tikus wereng akan hilang karena di usir oleh petani jagung misalkan, maka ular-ular pun gigit jari tidak mendapatkan makanannya lagi.."

"ular bisa jadi partner manusia lho.."

"itu kalo manusianya tidak serakah!"

"ular bisa membantu manusia menumpas tikus.."

"simbiosis mutualisme or kadalisme?"

"mutualisme bos.."

"hmm.. agaknya konsepsi yg bisa diterima, jika ular saja bisa membantu manusia utk memudahkan hidupnya, lalu mengapa manusia tidak membantu ular utk mendapatkan makanannya dgn mudah? jika saja keterbatasan dari diri setiap makhluk selalu dilengkapi oleh kelebihan yg juga kelemahan dari dirinya, alangkah indah hidup ini, alangkah berartinya makhluk itu dan alangkah di hargainya kelemahan dari dirinya, mutualisme "be or not to be" mutualisme, bukan keterbatasan yg mengkungkung kita sebenarnya tetapi kelemahanlah yg menuntut kita menjadi makhluk yg merasa terbatas hidupnya..."

"be or not to be??"

"yeah, ketersemangatan hidup adalah intisari dari kesemuanya, alam bersemangat memberikan udara sejuknya kepada dunia dan manusia pun memberikan segenap usaha maksimalnya dlm menjaga kelestarian dan keasrian alam di mana pun dia berada, di rumah, di kebun, di sawah, di laut begitu pula di luar angkasa..."


***

yesterday, all my trouble seemed so far away.
now, it looks as though they're here to stay
oh, i believe in yesterday

suddenly, i'm not half to man i used to be
there's a shadow hanging over me
oh, i yesterday came suddenly

why she had to go, i don't know she woldn't say
i said something wrong now i long for yesterday

yesterday, love was such an easy game to play
now i need a place to hide away
oh, i believe in yesterday

why she had to go, i don't know she woldn't say
i said something wrong now i long for yesterday

yesterday, love was such an easy game to play
now i need a place to hide away
oh, i believe in yesterday

yesterday (the beatles)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar